Kamis, 30 Desember 2010

Tolak Hasil Tes CPNS, FMPPD Gelar Aksi Unjuk Rasa

Dompu - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa dan Pemuda Peduli Dompu (FMPPD) rabu 29/12 menggelar aksi unjuk rasa menolak hasil tes CPNS kabupaten Dompu beberapa waktu lalu. Penolakan tersebut karena diduga terindikasi adanya permainan uang. aksi unjuk rasa berjalan dengan demai, massa aksi menuntut pada aparat penegak hukum untuk mengadili kepala Badan Kepegawain Daerah (BKD) Kabupaten Dompu.

Bergerak jalan kaki dari Masjid raya Dompu dengan di kawal oleh aparat kepolisian, para Demonstran menuju kantor Bupati. Massa aksi yang tergabung dari berbagai Desa dan kecamatan itu menggelar orasi di depan halaman kantor Bupati, “hasil penjaringan tes CPNSD sudah jauh dari harapan, dari hasil tes itu sendiri ada beberapa indikasi permainan yang dilakukan oleh oknum Badan Kepegawaian Daerah” ujar Adirman korlap aksi.

Mereka menilai bahwa pihak BKD telah mengabaikan kepentingan masyarakat umum demi kepentingan pribadi, dari hasil tes CPNS itu sendiri ujar Adirman, banyak kenjanggalan yang timbul yakni hasil yang di umumkan pada tanggal 20 desember lalu, yang lulus rata – rata orang berduit dan dari kalangan pejabat di pemerintahan, “hal ini membuktikan bahwa ada indikasi permaainan di dalam penjaringan CPNS di Dompu dan telah matinya nurani pemimpin terhadap rakyat kecil yang tidak memilki harta dan pengaruh dalam kepemerintahan. Pemerintahan yang profesional dalam mengambil kebjakan tidak pernah kami jumpai di Dompu” ujar Adirman

Selain itu orator lainya Dahlan yang juga ketua FMPPD meminta kepada Bupati dan para penegak Hukum yang ada, agar mengadili kepala Kepegawain daerah karena katanya, dari data yang ada,hasil dari penjaringan tes CPNS sangat kental sekali akan penyuapan, “kami harapkan pada masa kepemimpinan Drs. H. Bambang dan Ir. Syamsudin (Bang-syam) pemerintahan yang baru bersih dari segala bentuk Korupsi, termasuk pada penjaringan CPNS, sebagai langkah awal untuk itu semua segera adili kepala BKD” teriak Dahlan.

Selain itu lanjut Dahlan, kebijakan lain yang dinilainya membuat masyarakat bingung terkait penerimaan CPNS yakni adanya penambahan formasi untuk jabatan guru Matematika SMU dan SMK, padahal dalam formasi awal untuk guru matematika SMU itu hanya 2 orang diminta, namun yang dinyatakan lulus sebanyak 3 orang, begitu pula untuk guru SMK 2 yang di minta yang lulus sebanyak 4 orang, hal yang sama juga terjadi pada formasi jabatan penata laporan keuangan serta penyusun laporan dan Evaluasi, “selain itu masalah yang muncul dari pemerintahan yang lama dan belum mendapat penyelesaian dari pemerintahan yang baru yakni adanya SK guru bantu daerah yang dikeluarkan tidak secara profesional serta kasus CPNS 2009 dimana salah seorang CPNS yang sudah dinyatakan lulus akan tetapi tidak mendaapaatkan SK dengan alasan yang tidak masuk di akal. Ini semua menjadi polemik bagi masyarakat Dompu dan perlu ketegasan dari pemerintahan Bang-Syam dalam penyelesaian masalah tersebut” ujar Dahlan

Untuk itu lanjut Dahlan, atas berbagai indikasi tersebut mereka meminta untuk segera dibatalkanya hasil seleksi CPNS 2010, serta meminta pada pemerintah untuk membatalkan kontrak kerja dengan Universitas Padjajaran dalam hal pembuatan soal serta pemeriksaan hasil tes CPNS dan mendesak aparat penegak hukum agar memeriksa kepala BKD Dompu terkait tes CPNS tahun 2010 karena ada indikasi praktek penyuapan.

Menyikapi aksi demonstrasi tersebut, Wakil Bupati Dompu Ir. H. Syamsuddin yang juga di dampingi oleh Kepala Bagian Kepegaawaian Daerah Moh. Syaiun, SH, yang langsun menemui demonstran di halaman kantor bupati. di hadapan massa aksi dirinya mengaku jika seleksi penjaringan CPNSD 2010 itu sudah dilaksanakan sesuai aturan dan mekanisme yang ditetapkan serta dengan pengawasan yang cukup.

Sementara itu Moh. Sayaiun membantah jika dalam penjaringan tes CPNS itu terdapat penyuapan serta kepentingan, dirinya mengaku bahwa seleksi CPNS itu murni tanpa ada unsur kepentigan maupun penyuapan. Dia mengaku bahwa terhadap penambahan formasi guru matematika untuk SMU dan SMK dari yang diminta itu semata – mata untuk mengisi formasi yang lowong “ tidak ada kecurangan dalam seleksi CPNS, semua sudah kami laksanakan sesuai dengan aturan dan mekanisme, bahkan untuk mengisi formasi yang lowong sudah kami perjuangkan untuk penambahan formasi yakni penambahan pada formasi guru matematika untuk SMU dan SMK” ujar Syaiun.

Setelah meberikan tela’ah serta tanggapan atas tuntutan massa aksi wakil Bupati serta kepala BKD langsung meninggalkan massa aksi. Massa aksi yang tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Wabup serta Kepala BKD, beberapa saat terus menggelar orasi, setelah akhirnya meninggalkan halaman kantor Bupati dengan tertib. namum massa aksi berjanji akan melakukan aksi serta dialog lebih lanjut guna mendapat kejelasan yang pasti dari tuntutan tersebut. (pur)

Senin, 27 Desember 2010

GOW Salurkan Bantuan Untuk Korban BanjirGOW Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir

Dompu – Menanggapi bencana banjir bandang yang menghanyutkan sejumlah rumah di kelurahan Montabaru Kecamatan Woja Dompu beberapa waktu lalu, sejumlah bantuan dari berbagai organisasi maupun pemerintah Daerah mulai di salurkan, senen 27/12 sore kemarin, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Dompu, memberikan bantuan kepada warga korban Banjir. Bantuan tersebut yakni berupa mie instan, buku tulis, seragam sekolah serta pakaian layak pakai.

Ketua GOW kabupaten Dompu Hj. Nurlaela chaerunnisa, SH, yang juga anggota DPRD kabupaten Dompu saat penyerahan secara simbolis bantuan korban banjir di kantor kelurahan setempat mengatakan bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian 28 organisasi kewanitaan yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) terhadap musibah yang melanda warga masyarakat.

Meski jumlah bantuan yang diberikan tidak sepadan dengan jumlah kerugian yang dirasakan oleh para korban banjir, namun sebagai bentuk kepudilian organisasi weanita Dompu dan sebagai langkah tanggap darurat pihaknya berharap agar warga korban banjir bisa memanfaatkan guna untuk kebutuhan sehari – hari, “kami bersama teman – teman yang tergabung dalam GOW sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan ini semua, untuk itu kepada para korban banjir, mungkin apa yang kami berikan ini jumlahnya tidak begitu banyak, tapi kami harap ini semua bisa bermanfaat” ujar Nurlaela di hadapan warga korban banjir.

Lebih jauh Nurlaela menjelaskan, beberapa jenis bantuan yang di berikan yakni berupa pakain layak pakai, mie instan, snack, seragam sekolah, buku tulis serta pulpen dan peralatan dapur lainya, “buat bapak ibu korban banjir dan seluruh warga masyarakat lainya, kami harap agar tetap tabah menghadapi semua cobaan ini, untuk itu kami mengajak pada semua untuk tetap berdo’a agar musibah yang menimpa kita tidak akan pernah terulangi lagi” harapnya.

Penyerahan bantuan secara simbolis oleh sejumlah perwakilan 28 oganisasi wanita yang dihadiri pula oleh ratusan warga serta pihak kelurahan tersebut di wakilkan pada 8 orang kepala rumah tangga yang rumahnya hanyut serta rusak parah akibat hantaman arus sungai. (pur)

Sabtu, 25 Desember 2010

Warga Korban Banjir Keluhkan Penyaluran Bantuan

Dompu – Pasca Banjir Bandang Yang Melanda Kelurahan Monta Baru pada selasa 22/12 lalu, sejumlah Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Dompu mulai di salurkan melalui Pihak Kelurahan, sayangnya bantuan tersebut dinilai menyimpang seperti yang telah di janjikan oleh Bupati Dompu saat meninjau korban banjir sehari setelah bencana terjadi. Bantuan yang seharusnya di sampaikan pada semua warga korban banjir, kebagian juga untuk sejumlah pegawai kelurahan, hal tersebut pun menuai protes dan kekecawaan bagi warga korban banjir.

Menurut warga saat Bupati Dompu meninjau korban banjir, pemerintah setempat telah manyalurkan bantuan berupa Beras, Mie instan, selimut, kaos, serta peralatan masak lainnya yang harusnya di bagi rata pada seluruh korban banjir, namun kenyataanya oleh pihak kelurahan mengurangi di masing – masing jenis bantuan, “kami sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh pihak kelurahan, kami menilai bahwa mereka sengaja memanfaatkan bencana ini sebagai ajang perkaya diri, bayangkan saja beras yang seharusnya di bagi rata masing – masing 5 Kg per kepala keluarga korban banjir, itu hanya 4 Kg saja yang sampai pada kami” ungkap Nurbaya warga korban banjir.

Selain beras, mie instan yang harusnya di berikan pada warga masing – masing 1 dos, itu rata – rata di kurangi 10 bungkus, lebih – lebih pakaian kaos serta selimut yang harusnya di salurkan pada korban banjir hanya pada beberapa orang saja yang diberian, “selimut bantuan itu kata Bupati sebanyak 100 lembar, oleh pihak kelurahan hanya pada beberapa Rumah tangga yang rumahnya hanyut saja yang diberikan, lebih – lebih pakain yang berupa kaos serta alat memasak (teko) itu tidak ada kami terima” jelasnya.

Saat penyaluran lanjut Nurbaya, warga sempat memprotes pengurangan jatah untuk korban banjir pada pihak kelurahan, namun oleh mereka (kelurahan red) mengaku bahwa pengurangan beras serta mie instan tersebut adalah jatah buat pihak kelurahan, “masa seperti ini penyaluran bantuanya, bukannya membantu tapi malah mnyengsarakan warga, mereka di gaji oleh pemerintah untuk menangani semua yang ada di kelurahan, seperti bencana saat ini, lebih - lebih semua pegawai kelurahan bukan merupakan korban banjir” ujarnya

Untuk itu warga meminta kepada pemerintah Daerah agar meninjau kembali bantuan serta menegur perbuatan penyimpangan sejumlah oknum kelurahan yang dinilai merugikan warga korban banjir, jika tidak maka selamanya warga tidak akan pernah sejahtera, apa lagi pada warga korban bencana, “pemerintah dalam hal ini pihak kelurahan harusnya membantu para korban bencana banjir, bukan mencari keuntungan dari musibah yang di alami warga” keluh Adi tokoh muda di kelurahan setempat seraya berjanji akan menuntut pihak kelurahan agar sesegera mungkin menyalurkan sisa bantuan tersebut pada korban bencana, “jika itu tidak dilakukan maka ingat bersama warga kami akan datang untuk menuntut penyimpangan yang dilakukan oleh aparatur kelurahan” tegasnya. (pur)

Rabu, 22 Desember 2010

Banjir Bandang , Hanyutkan 7 Rumah Warga

Dompu – Bencana banjir Bandang kembali melanda Dompu, Rabu 22/12 malam sekitar pukul 19.00 Wita kemarin bencana banjir bandang yang terjadi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Dompu mengakibatkan sedikitnya 7 unit rumah warga di kelurahan Montabaru Kecamatan Woja hanyut terbawa Arus. selain itu puluhan rumah warga lainya mengalami rusak parah.

Data yang berhasil di himpun kampung media, banjir yang terjadi akibat luapan air sungai rababaka ini merendam ratusan rumah warga di keluarahan Monta Baru serta Desa Matua Kecamatan Woja, tercatat, sebanyak 7 unit rumah hanyut terbawa arus, 78 unit rumah mengalami kerusakan ringan, 27 unit rumah rusak sedang dan sebanyak 21 unit rumah rusak parah.

Selain rumah yang hanyut serta rusak parah, sebagian warga yang rumahnya terendam juga mengalami kerugian berupa barang2 eloktronik, “banjirnya daatang denga tiba-tiba, sebagian kita gak ada yang sempat menyelamatkan barang – barang, seperti TV, kulkas, pakaian serta barang elektronik lainya rusak karena terendam dan terbawa banjir” ujar Sarifudin salah seorang warga kelurahan Montabaru yang rumahnya terendam banjir.

Sementara barang – barang warga yang rumahnya hanyut serta rusak parah, hanya sebagian kecil saja yang dapat terselamatkan itupun dalam kondisi rusak “ semuanya hanyut bersama rumah, hanya sedikit saja yang dapat terselamatkan,” keluh Badariah pemilik rumah yang hanyut pada kampung media.

Akibat banjir bandang tersebut kerugian warga masyarakat diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Sementara sejumlah warga yang memiliki rumah yang hanyut serta rusak hingga kini masih mengungsi di rumah tetangga serta kerabatnya, “melihat kondisi cuaca yang sangat buruk ini, kami masih ragu untuk kembali dan memperbaiki rumah, kami khawatir akan terjadi banjir lagi” ujar Badariah cemas. Sementara sejumlah warga yang rumahnya hanya terendam banjir, tampak sudah mulai membersihkan rumahnya masing – masing.

Hingga saat ini pemerintah daerah dalam hal ini bupati serta wakil Bupati Dompu yang turun meninjau korban banjir pada kamis 23/12 pagi, untuk penanganan awal pihaknya langsung memberikan bantuan berupa beras, selimut, pakaian serta mie instan dan perlengkapan masak lainya. Bupati berjanji akan segera melakukan pendataan bagi warga yang mengalami kerugian akibat banjir, “kami harapka pada bapak ibu untuk tetap bersabar dan tabah menghadapi ini semua, sebagai wujud tanggung jawab pemerintah daerah, kami akan segera melakukan pendataan pada warga yang mengalami kerugian akibat banjir, bagi warga yang rumahnya hancur serta rusak maupun yang mengalami kerugian akibat banjir akan kami ganti” janji Bupati Dompu Drs. H. Bambang M.Yasin di hadapan warga korban Banjir

Selain itu juga lanjut Bupati, untuk mengatasi korban banjir serta guna menjaga kemungkinan mewabahnya penyakit di pemukiman warga, pihaknya akan menurunkan sebanyak 50 orang tenaga medis untuk menanganinya,” selain itu juga kami berharap pada semua warga yang bermukin di Daerah Aliran Sungai (DAS) kalau memang bisa pindah, agar pindah saja” harap Bapati.

Untuk ikut meringankan para korban banjir guna memperbaiki serta membersihkan rumah warga, sejumlah tim Taruna Siaga Bencana (TAGANA)Kabupaten Dompu telah menurunkan sejumlah personilnya, bahkan ikut pula sebagian sisswa SLTP yang bertempat di Keluarahan Monta Bar turut membantu korban banjir (pur)

Minggu, 19 Desember 2010

PASTE GADUNG salah satu INOVASI TEKNOLOGI UNTUK KEMANDIRIAN PANGAN


Gadung adalah sejenis umbian-umbian liar yang bisa dimakan yang terdapat banyak sekali dipegunungan yang ada di Dompu. Tumbuhan ini merupakan makanan pokok orang-orang zaman dahulu atau nenek moyang etnis Bima Dompu. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan teknologi beberapa umbian termasuk salah satunya adalah gadung ini tidak lagi menjadi makanan pokok dan bahkan sangat jarang orang yang mengkonsumsinya.
Tetapi beberapa tahun terakhir ini, banyak sekali program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah propinsi yang tidak lain tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui kelompok-kelompok usaha simpan pinjam, usaha mikro, dll. Sehingga gadung kembali menjadi sumber ekonomi beberapa bagian daerah di dompu yang memiliki hutan yang mempunyai potensi gadung yang cukup banyak.
Contohnya saja Ada beberapa kegiatan yang juga dilakukan agar meningkatkan keterampilan masyarakat-masyarakat yang ada di Desa, seperti pelatihan pengolahan makanan kerupuk udang, abon ikan marlin, pengolahan rumput laut, dan juga gadung yang bisa diolah menjadi keripik, tepung, dan juga kue, yaitu salah satunya Paste Gadung.

Walaupun bahan dasarnya gadung tetapi tetap menggunakan bahan – bahan lain diantaranya :
1. Telur : 2 Biji
2. Gula : 200 Gram
3. Mentega : ¼ Kg
4. Tepung Terigu : 50 Gram
5. Tepung Maizena : 25 Gram
6. Tepung Gadung : 250 Gram
Sedangkan C A R A M E M B U A T nya yaitu :
1. Kocok margarin dan gula halus selama 2 menit, masukan telur satu persatu sambil dokocok rata.
2. Tambahkan tepung terigu, tepung maizena sambil di ayak dan di aduk rata.
3. Cetakkan diloyang yang di oles margarin
4. Oven 25 menit dengan suhu 150° sampai matang
5. Siap disajikan
Rasa gadung yang gurih, membuat cita rasa kue ini lebih enak dan bisa menjadi salah satu inovasi pangan non Beras untuk Daerah Dompu.

KETIKA KETAHANAN PANGAN TIDAK HANYA MENJADI SLOGAN.


Masalah gizi merupakan bagian dari pembangunan Nasional yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak terutama pemerintah, baik Pusat, Propinsi maupun Daerah. Upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat tentunya sangat erat kaitannya dengan upaya untuk meningkatkan produksi dan pengadaan pangan. Sehubungan dengan hal tersebut kebijaksanaan pangan dan gizi terutama ditujukan untuk menanggulangi masalah gizi khususnya terhadap masyarakat yang sosial ekonomi lemah dan sangat peka terhadap masalah gizi.
Sebagaimana disadari bahwa penyebab belum terpenuhinya kebutuhan gizi antara lain yaitu akibat kurangnya pengetahuan, rendahnya tingkat pendidikan, besarnya anggota keluarga, adanya berbagai adat kebiasaan yang merugikan dan kurang mendukung pentingnya arti kesehatan. Hal lain yang erat kaitannya dengan penyediaan pangan dan perbaikan gizi adalah pentingnya penganekaragaman atau diversifikasi pola konsumsi makanan, kiranya hal ini perlu dimantapkan lagi pada saat ini.
Usaha diversifikasi ini merupakan usaha untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap beras sebagai satu-satunya makanan pokok. Ketergantungan yang terlalu besar kepada salah satu bahan makanan pokok seperti beras akan menjadi sumber kerawanan dalam jangka panjang suatu daerah.
Untuk memasyarakatkan diversifikasi makanan ini sehingga lebih efektif. Pemerintah melalui beberapa program di setiap Dinas/Instansi yang berkaitan dengan Ketahan Pangan Khususnya berusaha menghimbau agar kita dapat mengupayakan penganekaragaman menu setia pengadaan konsumsi pada berbagai acara, kegiatan maupun kesempatan lainnya. Dan diharapkan upaya-upaya tersebut bisa tetap diperhatikan terkait dengan mutu dan kesehatan hasil olahan maupun nilai gizinya.
Dan dalam rangka pencapaian uapya-uapaya tersebut, baru-baru ini bertempat di Pantai Lakey Dompu serangkai dengan Perayaan Festival Lakey dalam rangka penyambutan ULtah NTB Pemerintan mengadalakan kegiatan inovasi tekhnologi dalam rangka mendukung kemandirian pangan melalui lomba cipta menu makanan non beras yang diikuti oleh DWP Dinas/Instansi Sekabupaten Dompu.

Rabu, 15 Desember 2010

Pembuatan Saluran Air


Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri
Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa
tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah
berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin,
efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan
partisipasi masyarakat.

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber
daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar
lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah
kemiskinan.

Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah :
(1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya;
(2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif;
(3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal;
(4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat;
(5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Dompu melalui Program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) tersebut sejauh ini di Kecamatan Woja Khususnya Kelurahan Montabaru telah berhasil menjalankan berbagai program pembangunan fisik,dan sarana prasarana.

Misalnya saja di Kelurahan Montabaru, menurut informasi dari Ketua TPK Kelurahan Montabaru, kegiatan ini merupakan hasil musyawarah desa yang diadakan oleh PNPM, yaitu pembuatan saluran irigasi disetiap ruas gang-gang desa yang ada di Kelurahan Montabaru.

Pembuatan saluran irigasi ini setidaknya bertujuan untuk mengurangi resiko banjir yang terjadi dirumah warga bila musim hujan tiba..

PNPM juga tidak hanya memberikan program fisik tetapi penguatan kapasitas dan motivasi warga juga melalui pelatihan-pelatihan sehingga masyarakat dalam menjalankan program termotivasi untuk mempertahankan seluruh program yang telah terbentuk maupun terbangun, seperti pengelolaan dan pemeliharaan berbagai bangunan fisik yang tersebar di beberapa desa tersebut.

PKH (Program Keluarga Harapan)


Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan. Dan merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya, di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Pusat dan Daerah. Program ini dijalankan dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan social. Pemerintah Indonesia melalui Dinas Sosial Kabupaten khususnya Dompu sejak tahun 2007 telah melaksanakan Program ini. Program ini bukan dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH ini lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.
Dan menurut salah satu Pendamping PKH Kec. Woja (Didi Askariadin, S.Sos), Dalam PKH, bantuan akan diberikan kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM) dan sebagai imbalannya RTSM tersebut diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya, melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan gizi dan imunisasi balita, serta memeriksakan kandungan bagi ibu hamil. Untuk jangka pendek, bantuan ini akan membantu mengurangi beban pengeluaran RTSM, sedangkan untuk jangka panjang diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi.

Dan sejak pelaksanaannya tahun 2007 yang lalu, Program Keluarga Harapan atau akrab disebut PKH ini sudah sangat familiar dan sering disebut oleh beberapa kalangan masyarakat di Kabupaten Dompu, khususnya Kecamatan Woja yang merupakan Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Dompu yang mendapatkan Program ini terutama masyarakat yang berasal dari keluarga atau Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Di kabupaten Dompu baru 4 Kecamatan yang mendapatkan langsung Program Keluarga Harapan ini yaitu Kecamatan Dompu, Woja, Kilo dan Pekat.

Dan untuk memudakan koordinasi, proses pendataan maupun pembagian dananya, Program PKH Pada tingkat Kabupatennya ada yang disebut UPPKH Kabupaten, di Kecamatan ada UPPKH Kecamatan dan di tingkat Lapangan ada Pendamping yang Mengkoordinir sejumlah Desa seperti tutur Bapak Didi Askaradi, S.Sos beliau menjadi Koordintor 4 Desa (Kelurahan Montabaru, Desa Matua, Desa Baka Jaya dan Desa Nowa) Kec. Woja.

Dengan bekerja sama dengan PT Pos Indonesia Cabang Dompu, Tim dan Pendamping Program Keluarga Harga (PKH), kemarin (Tanggal 14 s/d 15 Desember 2010) dua hari berturut-turut melakukan pembagian dana bantuan tersebut. Terlihat sejumlah warga miskin memenuhi Aula dan Halaman Kantor Camat Woka Kabupaten Dompu untuk mengantri pembagian Dana bantuan tersebut yang biasa dilakukan pada minggu ke 2 atau ketiga setiap 3 bulannya atau 4 kali dalam kurun waktu 1 tahunnya.
.
Dan jadwal pencairan Dana PKH Untuk keseluruhannya Kabupaten Dompu serentak pada Tanggal 14 Desember 2010 (yaitu untuk Kecamatan Dompu, Kilo dan Pekat, sedangkan untuk Kec. Woja 2 hari yaitu tanggal 14 dan 15 Desember 2010. setiap hari biasanya bergiliran, Hari pertama ada sejumlah Desa dan hari berkutnya ada beberapa Desa lagi sesuai dengan jumlah Desa yang ada di setiap Kecamatannya. Dan besarnya jumlah yang diterima setiap warga adalah tergantung kondisi rumah tangga atau biasa disebut dengan istilah “struktur rumah tangga” dalam PKH ini.

Sabtu, 04 Desember 2010

“NTB BERSAING” yang Perlu di “BUKTIKAN”



Ncuhi Riwo (04/12/2010), “ Program PIJAR yang dicanangkan oleh Provinsi NTB, berangkat dari inovasi dan kreativitas pemerintah daerah yang kemudian di niatkan secara tulus adalah Program yang akan memberikan tantangan bagi masyarakat (khususnya Petani) dalam meningkatkan Produktivitas Pertanian dan peternakan, jika produktivitas meningkat maka daya beli masyarakat akan menunjukkan arah peningkatan” setidaknya kata-kata itulah yang terlontar dari Wakil Gubernur NTB dalam sambutan awal pada Dialog Publik yang digelar di Pendopo Bupati Dompu.
Program yang menitik beratkan pada Pengembangan Peternakan sapi, Pertanian jagung dan Rumput laut ini, menurut analisa dan pembacaan petinggi NTB akan secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hal ini disebabkan karena sistim yang digunakan dalam pelaksanaan programnya, “Kredit Usaha rakyat akan menjadi Motivasi tambahan bagi Petani dalam meningkatkan Produktifitasnya”, tambah Wakil Gubernur. Khusus untuk Penanaman jagung, Pemprov NTB memprioritaskan Kabupaten Dompu, karena dari 10 kabupaten/Kota yang ada, hanya Kabupaten Dompu yang dinilai sangat siap dan memiliki konsep yang jelas sebagai pedoman pelaksanaan program yang dimaksud (jagung). Sebagai langkah konkrit atas Prioritasnya kabupaten Dompu dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain, Pemprov NTB memberikan bantuan Benih jagung dengan Volume yang sangat besar pada Dompu yaitu benih yang dapat di distribusikan untuk 4500 Ha lahan.



Senada dengan hal tersebut, Bupati Dompu dengan berapi-api mengatakan bahwa Program PIJAR sangat cocok untuk diterapkan d Kabupaten Dompu karena menurut analisa Tim ahli, Strktur Tanah Dompu memiliki cukup unsur hara yang sangat cocok dengan tanaman jagung, memiliki Padang gembalaan yang cukup luas untuk peternakan Sapi dan memiliki laut yang cukup tenang untuk budidaya rumput laut. Selain itu juga, Bupati Untuk memenuhi target menanam jagung pada 10.000 Ha Lahan, Bupati Dompu menegaskan akan mengusahakan benih sebagai tambahan bantuan dari pemprov NTB.
Ketika disinggung tentang Kredit Usaha rakyat (KUR) yang nota bene merupakan pinjaman lunak dari pihak bank kepada Rakyat sebagai Modal penanaman jagung, Bupati Dompu megaskan bahwa saat ini pihaknya menjalin kerja sama dengan BRI sebagai Mitra, namun di tambahkan juga bahwa kerja sama dengan BNI diakui tidak cukup memenuhi permintaan kredit dari masyarakat sebagai akumulasi Motivasi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas jagung, oleh karenanya dalam waktu dekat Pemkab Dompu akan bekerja sama juga dengan PT Bank NTB dan Bank Syari’ah sebagai bentuk respon terhadap membludaknya motivasi masyarakat. Terkait dengan Kredit Usaha rakyat, Wakil Gubernur NTB mengatakan bahwa Pihaknya juga (Pemprov) NTB akan membentuk lembaga Penjamin Kredit rakyat yang sumber dananya berasal dari Pemprov sebesar Rp. 15 M dan seluruh kabupaten/Kota dibebankan masing-masing sebesar Rp. 1 M. “ Tidak ada alasan bagi Kabupaten/Kota untuk tidak menyumbangkan uangnya masing-masing Rp. 1 M, karena kalau tidak, maka Gubernur tidak akan mengesahkan APBD kabupaten kota yang tidak menyumbang tersebut ” tambahnya.



Selain Hiburan lagu-lagu daerah, Acara yang mengundang gelaktawa karena Abu Macel dan Selvy yang bertindak sebagai MC kerap melempar Joke-joke segar sehingga Proses Dialog ini juga bisa berjalan secara santai, Dialog Publik ini menjadi lebih semarak dengan adanya Door Prize dari PT Garuda Indonesia, Merpati Nusantara dan Jayakarta Hotel, dimana Drs. Badrul Munir (Wagub NTB), Drs.H.Bambang (Bupati Dompu) dan Bapak Komari (Dirut PT Bank NTB) diwajibkan memberikan masing-masing 1 pertanyaan yang kemudian diserahkan kepada peserta dialog yang menjawabnya. Pertanyaan Pertama dari Wagub NTB dikhususkan untuk para camat Se Kabupaten Dompu untuk menjawab, Pertanyaannya adalah berapa Jumlah keseluruhan Penduduk Dompu,,? Setalah gagal dijawab oleh Camat Manggelewa, kemudian Pertanyaan tersebut berhasil di jawab dengan baik oleh Camat Woja dan kemudian Camat Woja berhak atas Tiket Mataram-Bali-Mataram dari Garuda. Pertanyaan Kedua tentang berapa Bunga Kredit Usaha Rakyat Pada PT Bank NTB dari bapak Komari (Dirut PT bank NTB) berhasil dijawab oleh salah satu peserta perempuan dan sebagai hadiah, peserta yang berhasil tersebut berhak atas Tiket Pesawat Mataram-Surabaya-mataram dari Merpati Nusantara. Pertanyaan pamungkas dari Bupati Dompu tentang Berapa Jumlah SKPD dan Badan serta kantor pada Ruang lingkup Pemkab Dompu berhasil dijawab dengan sempurna oleh Kurnia Ramadhan (Anggota DPRD Kab.Dompu) dan beliau berhak atas Voucher menginap 1 hari di Jayakarta Hotel Senggigi.
Di pengujung acara, dilakukan launching Kopi Tambora yang kemudian di Syahkan menjadi Kopi Resmi Nusa Tenggara Barat, Prosesi Launching Kopi tambora yang diberi Nama Kopi “Lumba Sena” ini diawali dengan Pertunjukan teater oleh Seniman Senior NTB Muhammad Zaini dan Pembacaan Puisi oleh yang berjudul “Air” oleh Seniman anyar Winsa dan di akhiri dengan penandantanganan Dokumen Peresmian Kopi tambora “Lumba Sena” oleh wakil Gubernur NTB.(Ncuhi_Riwo)

Refleksi Sederhana Ulang Tahun NTB Dalam Berdzikir Untuk Dompu Menuju Dompu Berzikir

Perjalanan Nusa Tenggara Barat dari tahun ke Tahun tentunya tidaklah semulus Sebutan sebagai Bumi Gora atau segudang julukan Mulus yang di tambatkan pada Pundaknya. Dalam dekade pengembaraan NTB menuju daerah yang mandiri dan berdaya saing yang kemudian dicita-citakan menjadi salah satu Provinsi yang besar secara Kualitas di seantero negeri menjadi catatan Penting untuk bisa dicermati secara obyektif. Berdasar pada beberapa catatan bahwa NTB tidak berjalan Mulus dalam proses meraih kesejahteraan rakyat adalah dengan melihat pada catatan kelam tentang Tragedi SARA 171, Fenomena Gizi Buruk, Korupsi Legislatif, dan beberapa skandal lainnya yang semakin menciptakan image negatif bagi Propinsi yang didalamnya terdapat Pulau dengan sebutan seribu masjid. ???
Hari Ulang tahun NTB yang menetapkan kabupaten Dompu sebagai pusat perayaan sebenarnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Dompu yang nota bene sebagai Kabupaten dengan jumlah Penduduk terkecil se-NTB serta sebagai kabupaten yang tidak begitu cemerlang secara IPM dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Beragam kegiatan digelar dalam perayaan kali ini, mulai dari yang memacu adrenalin sampai pada yang menggugah Hobby dan rohani.
Berdzikir atau mengingat Allah selalu dianjurkan bagi kaum muslimin. Berbeda dengan perintah beramal, berdzikir selalu digandengkan dengan kata katsiro atau banyak. Artinya perintah dzikir selalu dikaitkan dengan hitungan, kuantitatif, atau jumlah yang banyak. Sehingga, bisa dimengerti bahwa dzikir hendaknya dilakukan sebanyak-banyaknya. Lain halnya dengan perintah beramal atau bekerja selalu dikaitkan dengan kata sholeh, artinya benar, baik, tepat, lurus atau mungkin mengikuti istilah saat ini, adalah harus dilakukan secara profesional.
Kata yang digunakan untuk berdzikir biasanya adalah kalimat-kalimat indah atau mulia, seperti membaca subhanallah , alhamdulillah, Allahu akbar, la ilaha illallah dan sebagainya. Kalimat-kalimat itu hendaknya selalu diucapkan, diingat, dan masuk dalam kesadaran tanpa henti atau putus. Tatkala kita melihat sesuatu yang mengagumkan maka segera menyebut kata subhanallah, tatkala mendapatkan nikmat maka kemudian segera menyebut alhamdulillah. Demikian pula, tatkala melihat sesuatu yang agung dan mulia maka menyebut kalimat Allahu akbar.
Dari hal tersebut diatas, yang menjadi pertanyaan kritis adalah : Kenapa Dompu terpilih menjadi tempat berdzikir..??
(Berdasar hasil Riset) Jika dilihat dari sisi Pembangunan maka kita akan sedikit terkaget ketika mengetahui bahwa ditemukan signifikansi dimensi Partisipasi, Tranparansi, Akuntabilitas serta kesetaraan dalam proses pengangaran (Perencanaan, Pengesahan, Pelaksanaan dan Pertangung jawaban), Riset ini Memberi scala nilai 100, dengan rincian scor sebagai berikut, partisipasi hanya memperoleh Scor 50, disusul kesetaraan 55, Tranparansi 60 dan akuntabilitas mendapat scor angka 65, dilihat dari scor yang rata rata tidak ada yang mencapai angka 80 sebagai angka baik, sementara dibawah 80 dikategorikan daerah yang tidak baik atau memprihatinkan.
Anggaran yang dituangkan dalam document Perda APBD, adalah instrument strategis bagi sebuah daerah, karena memang secara filosofis anggaran merupakan bersumber dari rakyat dan untuk rakyat, dengan demikian secara filosofis anggaran yang dikelola oleh pemerintah melalui APBD dihajatkan untuk kepentingan rakyat suatu daerah, maka selayaknya rakyat melakukan intervensi dan control terhadap proses penganggaran.
Beberapa regulasipun menjamin tentang partispasi rakyat dalam Proses penganggaran, katakanlah pada aspek perencanaan terdapat UU NO 25 Tahun 2004 tentang SPN, Begitu pula dengan UU No 24 Tahun 2004 tentang pengelolaan keuangan daerah, bahkan permendagri 13 tahun 2006 yang mengatur tentang cara proses penganggaran di daerah, secara jelas menyatakan agar terjadinya proses penganggaran yang partisipatif.
Oleh karena adanya jaminan filosofis dan regulasi yang mendukung tentang keterlibatan rakyat dalam proses penganggaran, maka selayaknya rakyat mengkonsolidasikan diri untuk merespon aspek filosofis dan regulasi yang menjaminnya, disisi lain menumpuknya soal soal penganggaran sebagai pemacu dan mempertegas keterlibatan masyarakat dalam proses penganggaran, lebih lebih bagi masyarakat miskin dikabupaten Dompu.
Disisi lain, Selain pada Proses Perencanaan dan penganggaran, partisipasi aktif masyarakat sipil masih sangat kurang, kejadian serupa juga terlihat pada pembagian peran antar laki-laki dan peremupuan serta kaum muda dalam kehidupan sosial yang berlangsung ditengah masyarakat. Walaupun dalam beberapa keputusan Adat (Mahar Pernikahan) pengambilan keputusannya terlihat laki-laki (Bapak) dan Perempuan (Ibu) memiliki hak yang sama dalam menentukan mahar bagi anak perempuannya, namun disisi lain atau pada pengambilan keputusan lain masih didominasi oleh laki-laki. Seperti halnya banyak daerah di Indonesia yang masih kuat memegang dan menjalankan Budaya Patriarki, demikian juga di Dompu, Perempuan masih selalu ditempatkan pada Posisi Nomor dua pada Kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dari beberapa refleksi diatas, mungkin sudah sedikit terjawab kenapa harus berdzikir untuk Dompu (NTB pada umumnya). Berdzikir, secara normatif memiliki arti adalah mengingat Pencipta dalam upaya memohon agar dikemudian hari dihindarkan dari keburukan dan selalu dilimpahi rahmat. Maka jika kita memaknai terpilihnya Dompu sebagai tempat berdzikir (untuk Dompu) adalah untuk menghindarkan Dompu dari segala keterpurukan yang ada, atau jika menggunakan bahasa Awam adalah agar kesejahteraan menghampiri rakyat Dompu, baik dari segi Alokasi anggaran yang pro rakyat maupun pelayanan publik yang berkeadilan. Jika Berdzikir untuk Dompu hanya diartikan sebagai ratapan atas keadaan, maka tidak akan upaya perbaikan.
Kita akan menemukan makna yang berbeda jika Berdzikir untuk Dompu dimaknai sebagai upaya kebangkitan atas keterpurukan pembangunan yang selama ini berlangsung, kebangkitan ini tidak hanya menjadi kebangkitan bagi pengelola pembangunan semata, akan tetapi menjadi kebangkitan bagi seluruh Dompu dan elemen yang terkandung didalamnya, sehingga dikemudian hari tidak lagi berdzikir untuk dompu dalam rangka memohon petunjuk perbaikan, akan tetapi seperti yang dicita-citakan bersama adalah Dompu Berdzikir dalam rangka mempertahankan kebaikan yang tercipta atas daya dan upaya dari semua (elemen)..

Pembentukan KMD Baru



Kampung Media, sesuai dengan visi dan misinya bahwa pemerataan informasi dan mempercepat proses penyebaran infomasi di masyarakat khususnya ditingkat Desa/ Kelurahan merupakan tujuan utama dari terbentuknya Kampung Media pada akhir Tahun 2009 yang lalu yang merupakan Program salah satu Program Unggulan di Propinsi NTB, maka untuk meningkatkan proses itu secara meluas disetiap Kab/ Kota Di Propinsi NTB melalui DISHUBKOMINFO PROP NTB telah dibentuk lagi 2 Komunitas Kampung Media baru yaitu di Kec. Dompu dan Kec. Manggelewa Kabupaten Dompu.



Proses pembentukan sebenarnya sudah dilakukan lebih awal melalui surat pemberitahuan dan koordinasi dengan Camat masing-masing serta sudah dilakukan pelatihan yang dilalukan di Mataram beberapa hari yang lalu untuk meningkatkan kapasitas anggota KMD. Dan kemarin pada hari Jum’at 3 Desember Tahun 2010 secara resmi dilakukan pelantikan dan pembacaan ikrar oleh salah satu wakil KMD Kel. Potu Kec. Dompu yaitu “Abdul Azis”. Kegiatan ini dihadiri oleh tim dari DISHUBKOMINFO NTB, Kampung Media Ncuhi Riwo Kel. Montabaru, serta 10 orang pengurus dari Kampung Media yang baru, Kapolsek Dompu atau pejabat yang mewakili serta Camat Dompu yang dalam hal ini diwakili oleh Sekcam, dll. Dan melalui kesempatan ini sekaligus dilakukan penyerahan sertifikat pelatihan untuk wakil Kampung Media yang mengikuti pelatihan jurnalistik, lay out dan tata letak serta pelatihan dasar photografi, dan internet sehat tersebut.
Dan pada sambutannya Bapak Fairuz Abadi, SH dari Dishubkominfo Propinsi NTB mencoba menjelaskan bagaimana memanfaatkan internet tersebut untuk bisa menyebarkan informasi dan juga sebagai sarana ekonomi karena bisa mempromosikan apa saja yang ada di daerah masing-masing melalui internet karena pada setiap blog masing-masing yang dibuat oleh KMD tersedia kolom atau ruang tersebut. Dan orang yang datang dari luar daerah manapun akan mudah mengakses informasi tentang daerah kita khususnya dalam hal ini Kabupaten Dompu.
Seperti yang selalu diungkapkan oleh Bapak Fairuz Bahwa ”KMD ini adalah wadah untuk mencoba membudayakan bahasa bertutur kita bisa dituangkan kedalam sebuah tulisan”.
Dan Bapak Sekcam Dompu ikut pula menekankan bahwa ”Saya pikir tidak hanya dibudayakan tetapi lebih kepada bagaimana menumbuh kembangkan budaya tersebut”.(Nuchi_Riwo)

Jumat, 26 November 2010

JUM’AT BERSIH



Dalam rangka Lomba UP2 WKSS Tingkat Propinsi NTB Tahun 2010, dan menindaklanjuti keputusan Bupati Dompu Tanggal 5 November 2010 tentang penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Penanggung Jawab Kebersihan Dan Keindahan Ruas Jalan dalam kota demi menciptakan Dompu yang bersih dan indah, khususnya di wilayah Kecamatan Woja, maka melalui Camat Woja pada hari Jumat tanggal 26 November 2010 pagi tadi serentak diinstruksikan kepada semua SKPD yang ada di Lingkungan Kecamatan Woja untuk melakukan gerakan Jum’at Bersih tersebut dengan membersihkan jalan dan membakar sampah-sampah disepanjang ruas jalan Kecamatan Woja dan sekitarnya sesuai dengan pembagian wilayah masing-masing. Misalnya untuk Camat Woja dan Puskesmas Dompu Barat kebagian wilayah di Dusun Selaparang Desa Matua, Dinas Perkebunan Kabupaten Dompu kebagian mulai dari ruas jalan Kelurahan Kandai Dua tepatnya depan Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kab. Dompu sampai dengan lampu merah di Jalan Diponegoro Kelurahan Montabaru, sedangkan untuk BKP3 Dompu kegiatannya dipusatkan di Dusun Buncu Desa Matua, dll sesuai dengan pembagian wilayah dalamKeputusan Bupati Dompu.

Pelaksanaan gotong royong tersebut selain sesuai dengan instruksi Bupati dalam menciptakan Dompu yang bersih dan indah juga dilaksanakan dalam upaya kembali membangkitkan kebiasaan bergotong royong di tengah-tengah masyarakat dan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan karena memang kebiasaan gotong royong ini merupakan tradisi yang selalu dilaksanakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia, demikian juga di Kabupaten Dompu.

Minggu, 14 November 2010

GEDUNG SERBA GUNA



Gedung yang sifatnya multi fungsi akan memberi banyak manfat untuk kemashalatan masyarakat setempat yang harfiah penggunaannya dijadikan objek atau central kegiatan yang menyangkut hajat hidup dan keperluan masyarakat di sekitarnya, alhasilnya setiap kali ada kegiatan atau hajatan yang sifatnya massal atau menghadirkan banyak orang, yang punya hajatan tidak lagi repot untuk mencari daerah yang lapang atau menyewa terop dan khawatir dengan kondisi cuaca buruk yang memungkinan untuk dihadapi, semuanya itu tereleminir dengan adanya pemanfaatan gedung multi fungsi yang sifatnya universal, sifat penggunaannya berupa sarana olah raga, tempat melakukan resepsi, pertemuan, seminar, acara keagamaan ataupun kegiatan yang memungkinkan untuk menghadirkan sejumlah orang dalam kelompok yang banyak, ini sangat efektif dan efisiensi sekali untuk menghadapi banyaknya kegiatan di kalangan masyarakat mengingat kondisi riil keadaan sekarang yang tidak adanya lagi tempat – tempat yang lapang untuk di jadikan tempat kegiatan atau acara yang memungkinkan untuk terselenggaranya keramaian.
Pembangunan Gedung Serba Guna yang berlokasi di Kompleks Eks Pasar Rasanggaro Kelurahan Montabaru merupakan program rencana kerja yang tertuang pada APBD II Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2008 melalui hajat Dinas Pekerjaan Umum pada Bidang Cipta Karya dengan memanfaatkan sumber dana kegiatan dari Dana Alokasi Khusus (DAU) Tahun Anggaran Tahun Anggaran 2008 dan 2009, artinya pelaksanaan pembangunan dari Gedung Serba Guna ini dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2008 dengan item fisik pekerjaan meliputi galian pondasi sampai ke pengecoran kolom balok dan kesinambungan dari pekerjaan tahap pertama ini dengan dilaksanakan tahap kedua dengan Alokasi Dana Tahun Anggaran 2009 dengan mencapai fisik pekerjaan 80 % lebih dan sampai dengan sekarang ini (November 2010) belum rampung hingga fisiknya belum sepenuhnya 100 %, masyarakat di wilayah setempat juga mengharapkan adanya finalisasi dari pembagunan gedung serba guna hingga benar – benar rampung dan terselesaikan hingga sesuai dengan rencana yang akhirnya menjadi harapan dan kebanggaan bersama, oleh demikian diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu untuk segera menuntaskan fisik dari Gedung Serba Guna ini. Kelak setelah pembangunan kelar, gedung serba guna ini akan memiliki nilai kontribusi baik sebagai pos untuk sumber pendapat asli daerah melalui retribusi dalam setiap kegiatan yang tentunya kinerja dan organisasinya perangkatnya terstruktur dengan prinsip good management.
Kehadiran gedung serba guna yang di bangun di atas areal kompleks eks pasar Rasanggaro merupakan revitalitas percepatan pembangunan untuk merespon sekaligus menjawab keinginan dan kebutuhan masyarakat Kelurahan Montabaru, Desa Matua dan daerah di sekitarnya, artinya segala bentuk kegiatan yang memerlukan wadah kegiatan terwujud pada terciptanya Gedung Serba Guna ini akan mengcover bentuk kegiatan masyarakat di sekitarnya yang mau memanfaatkan fasilitas pemerintah ini. Keberadaan Gedung Serba Guna ini mempercantik tatanan untuk Kompleks Eks Pasar Rasanggaro, bagaimana tidak karena selama ini pemanfaatannya hanya untuk tempat armada liar bagi angkutan yang tidak ada nilai kontribusinya untuk masyarakat maupun daerah, kondisi demikian tidak hanya mengganggu estetika daerah tapi sesungguhnya bentuk ekploitasi sabotase daerah yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang tidak ikut serta membantu terciptanya kondisi wilayah yang bersih dan tidak sembrawut.

kmd_ncuhi riwo

Jumat, 12 November 2010

OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI AMANDENEN HARI KERJA PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU


Perubahan (Amandemen) hari kerja di lingkup Pemerintah Kabupaten Dompu sudah di tetapkan oleh Bupati terpilih Periode 2010 – 2015 Drs. H. Bambang M. Yasin yang terhitung mulai tanggal 1 November 2010 yang hari kerja mulai hari senen sampai dengan hari kamis, mulai pukul 07.00 WIT – 14.00 sedangkan untuk hari jum’at mulai pukul 07.30 – 11.00 WIT dan untuk hari sabtu di mulai pukul 07.00 – 13.00 WIT, sementara pakaian harian dinas (PDH) yang di kenakkan untuk hari senin adalah pakaian hansip lengkap dengan atribut embling dan logo daerah lengkap beserta dengan papan nama (begitu juga dengan hari kamis), untuk hari selasa sampai kamis berupa pakaian keki dan untuk hari jumat pakaian olah raga sedangkan hari sabtu adalah pakaian batik daerah, ini merupakan out put dari surat edaran resmi Bupati untuk setiap aparatur Pemerintah Kabupaten Dompu yang memang wajib taati dan dipatuhi untuk dilaksanakan setiap hari kerja, konotasi dari statement Bupati perubahan hari kerja ini sesuai dengan kinerja birokrasi yang beda dengan hari kerja instansi atau perusahaan swasta yang manajemennya berbeda dengan instansi pemerintah, karena sebelum surat edaran ini di defenitifkan Pemerintah Kabupaten Dompu sebelumnya menetapkan 5 (lima) hari kerja yang di mulai dengan hari senen sampai dengan hari jumat sedang hari sabtu dan minggu di tetapkan hari libur karena kebijakan 5 (lima) hari kerja ini merupakan inisiatif dari mantan Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad, SH yang di teruskan oleh mantan Bupati Dompu H. Syaifurrahman Salman, SE., M. Si.

Beberapa staff di berbagai instansi Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) mengaku lebih senang kalau di berlakukan sistem 6 (enam) hari kerja karena dianggap lebih efektif dan efesian mengingat banyak biaya (finansial) yang mesti dikeluarkan untuk dua kali pulang pergi disebabkan jam 07.00 WIT mulai masuk kerja dan jam 12.00 WIT sampai dengan jam 13.00 WIT untuk ishoma (istrahat, sholat dan makan) dan masuk kantor lagi mulai jam 13.00 sampai 16.00 WIT, namun realita dan ironisnya sungguh jarang aparatur yang masuk kembali pada waktu jam siang dibandingkan dengan jumlah pegawai keseluruhannya, ini bias diambil Dinas Pekerjaan Umum sebagai contonya ketika jam kerja pagi sungguh sangat ramai yang hadir kerja tapi setelah jam siang beberapa pegawainya dapat di hitung dengan jari tapi ini hanya berlaku untuk para staff.

Sudah beberapa hari ini yang terhitung mulai tanggal 1 November 2010 aparatur Pemerintah mulai menerapkan 6 (enam) hari kerja dengan harapan mendapat energi dan spirit baru sehingga dapat bekerja secara optimal dan maksimal dengan penuh dedikasi dan loyalitas serta tanggung jawab yang tinggi untuk menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing – masing di instansi naungannya sehingga out put nya Satuan Kerja Perangkat Dinas lebih solid untuk melayani masyarakat sebagai substansi pelayan bagi masyarakat melalui program pada setiap satker. Dan dengan berlakunya 6 hari kerja ini semoga pelayanan terhadap masyarakat lebih optimal.

Minggu, 22 Agustus 2010

Pekan Ramadhan di Kelurahan Montabaru




Marhaban Yaa Ramdhan,,,
Tak harus selalu identik dengan petasan, kembang api, dll sejenisnya. Image yang tertanam dalam pandangan kita bahwa anak-anak hanya bisa main-main dalam menyambut dan mengisi Bulan Ramadhan. Tetapi tidak untuk menyambut Ramadhan 1431 H tahun ini, anak-anak yang ada dilingkungan Kelurahan Montabaru Kec. Woja kab. Dompu sangat antusias dalam menyambut Ramadhan yaitu dengan melakukan sholat taraweh bersama di masjid dan mushola-mushola yang ada serta mengikuti berbagai Lomba yang diadakan di Masjid.


Kegiatan yang diprakarsai oleh sekelompok Pemuda/ Remaja Masjid At-Taubah Kelurahan Montabaru mempunyai inisiatif untuk mengadakan kegiatan Lomba untuk anak-anak SD dan SMP. Dengan tema “Memaknai Ramdhan Untuk Menggapai Ridho-Nya” kegiatan ini dilaksanakan berturut-turut mulai dari Tanggal 22 sampai dengan 23 Agustus 2010 yang diadakan di Masjid At-Taubah Kelurahan Montabaru.
Adapun berbagai kegiatan yang dilombakan antara lain : LOmba Baca puisi, Lomba Adzan, Mengahafal Surat – surat pendek dan saritilawahnya, Lomba Sholat, dll.
Peserta yang mengikuti kegiatan yaitu terdiri dari anak-anak/ santri yang ada di berbagai TPQ diseluruh lingkungan di Kelurahan Montabaru.



Selasa, 17 Agustus 2010

PLIK

Sehubungan dengan komitmen pemerintah Pusat dalam rangka pemerataan pembangunan dibidang telekomunikasi kuhususnya di wilayah2 tertinggal, perintisan, perdesaan, perbatasan, dan wilayah2 terpencil yang bertujuan untuk membuka keterisolasian wilayah melalui penyediaan akses informasi, mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah, mengurangi kesenjangan digital dan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan Negara RI sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2004 – 2009, maka Departemen Komunikasi dan Informatika saat ini melaksanakan Penyediaan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) berupa penyediaan layanan internet di ibukota kecamatan dengan jumlah 5.748 kecamatan se-Indonesia.
Adapun untuk Kabupaten Dompu, di buka Pusat Layanan Informasi Kecamatan (PLIK) sebanyak 8 Lokasi karena mengingat Jumlah Kecamatan yang ada hanya 8.
1. Kecamatan Dompu bertempat di Kelurahan Potu I Dompu
2. Kecamatan Woja bertempat di Desa Nowa
3. Kecamatan Pajo bertempat di Desa Ranggo
4. Kecamatan Hu’u bertempat di Desa Rasabou
5. Kecamatan Manggelewa bertempat di Desa Soriutu
6. Kecamatan Kempo bertempat di Desa Kempo
7. Kecamatan Kilo bertempat di desa Malaju
8. Kecamatan Pekat bertempat di Desa Pekat.

DEPKOMINFO dalam hal ini bekerja sama dengan berbagai pihak sebagai Pengelola, seperti Dinas Perhubungan Kabupaten, Sekolah, swasta, NGO, OKP dan lainnya. Untuk Wilayah Kabupaten Dompu DEPKOMINFO bekerja sama dengan Pihak swasta sebagai Pengelola, yaitu Bapak Akhdiansyah, S.HI.

Menunjuk pada Kesepahaman Bersama No : 339/M/KOMINFO/10/2005, No : 127 tahun 2005 dan No : 004/M-PDT/KB/X/2005 antara Menkominfo, Mendagri dan Menteri PDT tentang pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian Infrastruktur Telekomunikasi di wilayah pelayanan universal, maka agar tujuan pelaksanaan PLIK dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka di harapkan kepada Pemerintah Kecamatan untuk memberikan dukungan penuh dan bantuan Pelaksanaan PLIK berupa :
1. Dukungan dalam melibatkan usaha kecil dan menengah diwilayah Propinsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.
2. Dukungan dalam penyediaan lahan apabila diperlukan dalam penempatan infrastruktur pendukung.
3. Dukungan proses perijinan terkait dengan pemanfaatan lahan dan bangunan oleh pelaksana penyedia, serta keberlangsungan pengoperasian infrastruktur
4. Dukungan dalam penanganan gangguan keamanan yang memungkinkan tertundanya / terhambatnya pelaksanaan sarana prasarana telekomunikasi dilapangan.

Kamis, 05 Agustus 2010

PENYULUHAN LINGKUNGAN SEHAT


Kemarin, Rabu 4 Agustus 2010 Kelurahan Montabaru Kec, Woja Kab. Dompu Kedatangan tamu yaitu Tim PU Propinsi NTB dan Balai Penelitian Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar yang melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan serta pengawasan kualitas lingkungan sehat Perumahan Se-Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2010. Masing – masing hanya 1 Desa/ Kelurahan yang ditunjuk/ direkomendasikan oleh Kabupaten/ Kota dan untuk Kabupaten Dompu hanya di Kelurahan Montabaru.

Bertempat di Aula Kantor Kelurahan Montabaru Kec. Woja Kab. Dompu kegiatan ini berlangsung dengan baik dan dihadiri berbagai unsur. masyarakat, Tokoh Warga, Tim PKK, Karang Taruna, LPM, BPD, Dinas Kimpraswil Kabupaten, BAPPEDA dan Litbang, dll termasuk beberapa anggota Kampung Media Ncuhi Riwo.

Adapun output dari kegiatan ini adalah tentunya agar masyarakat mengetahui bagaimana prinsip pembangunan rumah yang sederhana dan layak huni dan terjangkau. Dan memenuhi standart ventilasi, penerangan, saluran pembuangan air hujan, penyediaan air minum, sumur yang sehat, sumber air baku, kamar mandi dan MCK, pembuangan air kotor, jalan lingkungan dan penataan jalan ideal serta pengelolaan sampah yang baik.
Selain itu juga melalui kesempatan ini Pemerintah Propinsi NTB dengan PU Propinsi memperkenalkan dan mensosialisasikan pembangunan rumah tahan gempa, pengenalan kayu kelapa sebagai bahan bangunan serta diverisifikasi bambu sebagai alternative bahan bangunan selain kayu juga bagaimana memilih bahan bangunan.

PERINGATAN HUT-RI DI KAB.DOMPU


Dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-65 seluruh Sekolah Dasar (SD) sederjat, SLTPsederajat dan SLTA sederajat yang ada di Kabupaten Dompu khususnya Kecamatan Woja kemarin berturut-turut Senin dan Selasa, 2 dan 3 Agustus 2010 mengikuti lomba gerak jalan indah. Peserta yang mengikuti gerak jalan terdiri dari 43 SD sederajatnya, dan masing-masing 5 SLTP dan SLTA sederajat yang ada dan setiap sekolah mengirim utusan 2 regu yang terdiri dari 1 regu laki-laki dan 1 perempuan.

Bertempat di Lapangan Umum Kelurahan Montabaru para peserta gerak jalan yang start dari lapangan umum Kelurahan Simpasai Kec. Woja Kab.Dompu dengan jarak ± 3 km akhirnya mencapai finish, peserta dari berbagi SD, SLTP, dan SLTA ini cukup antusias mengikuti lomba ini. Ada yang memakai seragam merah hati untuk murid SD, putih biru untuk SLTA dan Putih Abu untuk SLTA, ada juga yang menggunakan seragam pramuka serta sebagian memakai batik khas sekolahnya.

Adapun kriteria penilaian oleh Dewan Juri di masing-masing Pos terdiri dari ketepatan waktu, kekompakan tim, kerapian, disiplin, variasi dan atraksi yang perlihatkan, dll.

Jumat, 21 Mei 2010

KPU Dompu Gelar Bintek Pemungutan Suara PemiluKada

Ncuhi Riwo –
Komisi pemilihan umum (KPU) Dompu kemarin menggelar bimbingan tehnis pemungutan penghitungan dan rekapitulasi suara bagi PPK dan PPS pemilu Bupati dan Wakil Bupati Dompu tahun 2010 untuk wilayah Kecamatan Kempo dan Kecamatan Pekat di Aula Gedung PKK.
Bintek dihadiri puluhan peserta dari seluruh anggota PPK dan PPS se Kecamatan Kempo dan Kecamatan Pekat. Turut hadir maman SH, divisi hukum KPU dan Sri Rahmawati, SE divisi logistic KPU Dompu.
Acara Bintek dibuka oleh Maman, SH selaku divisi Hukum KPU Kab Dompu.
Dalam sambutannya Maman mengatakan, acara dilakukan dalam rangka penyelenggarakan Pemilu Kada 2010 7 Juni 2010. Untuk menyukseskan Pemilu Kada 2010, dengan harapan pelaksanaan Pemilu kada 2010 dapat berjalan aman, lancar, dan tertib. “Selaku penyelenggara pemilu, kita di harapkan dapat memegang asas-asas hukum, serta kode etik yang ada, karena segala sesuatunya nanti di selesaikan dengan perarturan hukum yang berlaku. ”kata Maman.
Kepada anggota PPK dan PPS, Maman meminta, untuk tetap menjaga netralitas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dapat memahami segala aturan tentang penyelenggaraan Pemilu kada. “Segala peraturan harus di pahami, dan kalau bisa untuk di baca, serta di pelajari, “Ingat Maman.
Selain itu, kata Maman, PPK dan PPS harus bisa menempatkan diri dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan ihklas tanpa paksaan. Oleh karena itu, segala pekerjaan yang akan kita lakukan secara ikhlas maka segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.
Sementara Sri Rahmawati, SE divisi logistic KPU Dompu, dalam pemaparanya, mengatakan, Bintek bertujuan untuk menyamakan presepsi visi dan misi dalam penyelenggaraan Pemilu Kada Bupati dan Wakil Bupati Dompu. “Bila diantara kita belum ada yang memahami dan mengerti, maka kita dapat belajar bersama-sama. “Tandas Rahma.
Bintek yang diselenggarakan KPU ini, tidak hanya berlangsung di gedung PKK tapi juga berlangsung di Gedung Sarana Kegiatan Belajar-SKB Dompu. Bintek tersebut, pesertanya anggota PPK dan PPS untuk Kecamatan Woja dan Kecamatan Kilo. Bintek di buka langsung oleh Ketua KPU Dompu, Erfan Taufan, SE dan Ir. Rusdianto divisi penyelenggara pemilu KPU Kab Dompu. (aip/poer)

DPRD Dompu, Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Visi Misi Calon Bupati/Wakil Bupati Dompu

Ncuhi riwo -
Sidang paripurna Dewan Kabupaten Dompu, dalam penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu tahun 2010-2015, Jum’at (21/5) kemarin digelar di ruang rapat utama gedung DPRD Dompu. Dari ke 7 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan berlaga dalam pemilukada Dompu 7 Juni mendatang, hanya saja dalam penyampaian visi – misi tersebut salah satu calon Bupati nomor urut 2 Edi Hermansyah SH berhalangan hadir karena sakit dan hanya di wakili oleh calon Wakil yakni Bupati Badrun Anggrat.
Rapat paripurna penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu, dihadiri ratusan pendukung masing-masing pasangan calon serta Pimpinan Partai pengusung. Hadir juga, sejumlah muspida, Sekda Dompu, Drs. H. Zainal Arifin Hir, Kepala Kantor, Dinas dan Badan di Lingkup Pemda Dompu serta anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara pemilu dan Ketua Panwas Dompu. Rapat paripurna dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kab. Dompu, Drs H. Hidayat Ali.
Wakil Ketua DPRD Dompu Drs H Hidayat Ali, dalam sambutan singkatnya membacakan tatib agenda rapat paripurna penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu periode 2010-201. Dikatakan, penyampaian Visi dan Misi oleh para pasangan tersebut di batasi, masing-masing calon Bupati dan Wakil Bupati diberi waktu menyampaikan visi dan misinya sekitar 20 menit dan disampaikan secara bergilir sesuai nomor urut yang di tetapkan KPU.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu yang mendapat giliran pertama menyampaikan visi misinya, yakni, H. Syaifurrahman Salman, SE dengan Drs. H. Gaziamansyuri, MAP. Visi pasangan ini, yakni, menginginkan Dompu yang maju melalui peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan agribisnis dalam lingkungan masyarakat yang berbudaya, sejahtera dan religious. Sementara misinya, diantaranya, peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan mutu kehidupan social budaya,peningkatan supremasi hukum dan pengembangan kehidupan politik di daerah, peningkatan kualitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Adapun visi misi pasangan nomor urut 2 Eddy Hermansyah, SH dan Badrun Anggrat, diantaranya, visi dalam rangka pembangunan daerah Dompu adalah menuju Dompu Bahagia, Tujuan tersebut terwujud melalui proses pembelajaran dalam arti las dan berkesinambungan, artinya tidak hanya terwujud pendidikan formal oleh peserta didik dalam usia sekolah, melainkan di laksankan oleh segenap masyarakat agar kehidupan hari ini lebih baik dengan kemarin dan hari esok lebih baik dengan hari ini.
Sementara Misinya, yakni, masyarakat dalam memperoleh informasi yang bermanfaat untuk menumbuhkan kreatifitas dalam menanggapi peluang yang berkaitan dengan peningkatan taraf hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Menyertakan warga masyarakat (membangun partisipasi aktif) dalam mekanisme pengambilan kebijakan dan pelaksanaannya terutama program yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sementara pasangan nomor urut 3 Drs. H. Bambang M. Yasin dan Ir. H. Syamsudin, MM, dalam penyampaian Visinya, terwujudnya masyarakat Dompu yang mandiri dan religious. Misinya Menumbuhkan ekonomi berbasis sumber daya local, dan mengembangkan investasi dengan mengedepankan prinsip pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku usaha. Mengembangkan masyarakat yang religious, berahlak mulia, berbudaya, menghormati sesame Meningkatkan pelayanan pendididkan dan kesehatan gratis yang berkeadilan, terjangkau, dan berkualitas Melakukan percepatan pembangunan infrastruktur daerah dan strategis.
Pasangan nomor urut 4 Ir. H. Eddy Wahyudin, MBA, dengan Drs. Diaul Anhar H. Anas Visinya, Terwujudnya kehidupan masyarakat Dompu yang tinggi derajatnya, makmur, dan berakhlakul karimah. misinya Membangun bersama organisasi social, politik, dan birokrasi yang kuat menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa Membangun bersama maasyarakat Dompu yang mandiri membangun bersama prestasi masyarakat Dompu. Membangun bersama semangat ukhuwah / persaudaraan dalam masyarakat, sebagai modal dasar terciptanya suasana kehidupan yang nyaman, tertib, indah, kompak, dan aman.
Sementara pasangan nomor 5 Drs. H. M. Amin, MM dengan H. Didi Wahyudi, SE, visinya. Terwujudnya masyarakat Dompu yang maju, mandiri, dan religious dengan di nafasi semangat “Mbolo Weki”. Rumusan tersebut mengandung makna Maju, Mandiri, dan Religius. Misinya Meningkatkan kemampuan dan keadilan ekonomi Mengembangkan pendididkan dan tehnologi yang bermutu dan berorientasi pasar Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan public. Meningkatkan upaya penegakkan hukum dan Kamtibnas. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian SDA dan lingkungan.
Pasangan nomor urut 6 H. Syamsuddin MK dengan H. Sanusi H. Hamzah, S.Sos, Visinya, Terwujudnya pemerintahan yang bersih, adil, dan bertanggungjawab dalam mengemban dan mengelola sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan sumber daya alam yang dilandasi semangat Nggahi Rawi Pahu menuju terciptanya masyarakat Dompu yang mandiri, sejahtera dan religious.Misinya, Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin, mandiri, dalam suasana aman dan damai. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, berdaya saing, inovatif berdasarkan iman dan taqwa Mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan Meningkatkan pelayanan public dan aparatur yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Menegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.Meningkatkan pertumbuhan wilayah dan pemerataan pembangunan Kota dan Desa.
Sementara pasangan terakhir yang menyampaikan visi misnya, yakni nomor 7 Pasangan Arifin Ibrahim, SE dengan Drs. M. Nurdin AR, Visinya, membangun masyarakat Dompu yang jujur, cerdas, maju, mandiri, berkepribadian, sejahtera, cinta tanah air, bernuasa religious, dinafasi semangat Nggahi Rawi Pahu.Misinya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing dalam kompetisi dengan membangun lembaga pendidikan yang bermutu, terjangkau, dan berkepribadian. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan pelestarian lingkungan hidup, membangun ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan membuka peluang investasi,Memperluas kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja.Penegakan hukum dan HAM, memantapkan system politk yang demokratis menciptakan keamanan yang kondusif, mempercepat reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi.
Paripurna dengan agenda penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu berakhir pukul 12.00 Wita, sempat terjadi interupsi yang dilakukan anggota Dewan Kurnia Ramadhan SE, terkait Tanya jawab dan dialog dalam agenda penyampaian visi misi tersebut. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh pimpinan sidang. (pur/rif)

Senin, 03 Mei 2010

MERINDUKAN SEMANGAT KI HADJAR DEWANTARA

Siapa yang tidak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Diakhir-akhir bulan april dan menyambut Mei, namanya sering disebut, karena tanggal kelahirannya yaitu 2 Mei oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional, tidak hanya itu pada 28 November 1959 melalui surat keputusan Presiden RI no. 305 Tahun 1959, Ki Hadjar ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Tokoh yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat merupakan peletak dasar pendidikan nasional. Sekilas melihat latar belakangnya, Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Pendidikan dasarnya diperoleh di Sekolah Dasar dan setelah lulus ia meneruskan ke Stovia di Jakarta, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar antara lain Sedya Tama, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Ia tergolong penulis tangguh pada masanya; tulisan-tulisannya sangat tegar dan patriotik serta mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.

Selain menjadi seorang wartawan muda RM Soewardi juga aktif dalam organisasi sosial dan politik, ini terbukti di tahun 1908 dia aktif di Boedi Oetama dan mendapat tugas yang cukup menantang baginya yaitu di seksi propaganda.

Dalam seksi propaganda ini dia aktif untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara Setelah itu pada tanggal 25 Desember 1912 dia mendirikan Indische Partij yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka, organisasi ini didirikan bersama dengan dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, , dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh penjajah saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda!.

Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi bawahan atau anak buahnya.

Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Banyak pimpinan saat ini yang sikap dan perilakunya kurang mencerminkan sebagai figur seorang pemimpin, sehingga tidak dapat digunakan sebagai panutan bagi anak buahnya.

Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang pemimpin ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota bawahannya. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja.

Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.

Beliau meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Sebagai wujud melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara oleh pihak penerus perguruan Tamansiswa didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. Dalam museum terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional. Uraian diatas adalah sekilas potongan sejarah perjuangan Ki Hadjar dan terlihat jelas jiwa kebangsaannya telah tertanam sejak muda. Dan jiwa kebangsaannya itu memberikan kontribusi dan dorongan kuat pada dirinya untuk melahirkan konsep-konsep pendidikan yang berwawasan kebangsaan.

Ketika Masa orde lama beliau menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Melihat jejak sejarah KI Hadjar Dewantara, beliau sangat berjasa memikirkan tentang pendidikan Indonesia. Banyak kalangan sering menyejajarkan Ki Hadjar dengan Rabindranath Tagore, seorang pemikir, pendidik, dan pujangga besar kelas dunia yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional India, karena mereka bersahabat dan memang memiliki kesamaan visi dan misi dalam perjuangannya memerdekakan bangsanya dari keterbelakangan. Tagore dan Ki Hadjar sama-sama dekat dengan rakyat, cinta kemerdekaan dan bangga atas budaya bangsanya sendiri. Tindakan Ki Hadjar itu dilatarbelakangi kecintaannya kepada rakyat.

Dipilihnya bidang pendidikan dan kebudayaan sebagai medan perjuangan tidak terlepas dari "strategi" untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah. Adapun logika berpikirnya relatif sederhana; apabila rakyat diberi pendidikan yang memadai maka wawasannya semakin luas, dengan demikian keinginan untuk merdeka jiwa dan raganya tentu akan semakin tinggi.

Kita sebagai generasi muda, selayaknya menyambut perjuangan beliau dan melanjutkan cita-citanya untuk memajukan pendidikan diIndonesia. Kalau saja KI Hadjar Dewantara mampu berfikir dan mengonsep beberapa ajaran yang akhirnya sangat dikenal oleh masyarakat yang seiring dengan itu masalah sosial-politik negara sedang belum stabil, kenapa tidak menjadi satu semangat kita untuk menatap masa depan cemerlang bagi pendidikan kita.

Melihat semakin hari realitas pendidikan kita semakin tidak “merakyat” menurut KI Hadjar Dewantara, tak selayaknya kita berdiam diri, apalagi dizaman yang “serba ada” ini, mestinya generasi muda mampu selangkah lebih maju dari tokoh-tokoh yang telah mendahuluinya seperti KI Hadjar sehingga dimasa yang akan datangpun akan mampu memperbaiki dan menyempurnakan wajah pendidikan bangsa Indonesia.
Realitas pendidikan masa kini semakin tak tentu arah, proses ikhtiar yang panjang dilakukan oleh para siswa maupun guru hanya ditentukan oleh tiga hari ujian. Ini mengundang usaha-usaha yang tidak jujur dari beberapa oknum yang ingin mengejar nama sekolah menjadi baik, terkenal pintar hanya karena jumlah siswanya yang lulus lebih sedikit dari sekolah lain, selain itu oknum yang merasa system ini tidak adil akan membuat trik khusus untuk membocorkan soal, memberi tahu jawaban, dan lainnya untuk membantu siswanya.

Dan mungkin banyak kasus lain yang jika diurai satu persatu akan menjadi satu paket system pendidikan yang hari ini sedang carut marut. Implikasi yang bisa dirasakan oleh seluruh komponen pendidikan hari ini adalah ekspresi siswa terhadap keputusan lulus ataupun tidak. Siswa-siswa yang merasa diri telah mendapatkan predikat kelulusan akan mengekspresikan kebahagiaannya sampai pada titik ekstrim kebahagiaan; konvoi motor, balapan sepeda motor, coret-coretan baju, dan lainnya. Coba kita obyektif melihat ini, tidak adakah satu ekspresi kebahagiaan yang lain yang lebih berbau pendidikan?atau symbol-simbol lain sebagai indikator keberhasilan proses pendidikan selama ini?

Dan jika mereka adalah siswa yang belum beruntung karena tidak lulus ujian, bukan proses introspeksi dari usaha yang mereka lakukan selama ini tetapi mengkambing hitam; teman benci, guru jadi sasaran, gedung sekolah dihancurkan untuk menunjukkan kekecewaan mereka. Inikah hasil dari pendidikan yang menciptakan generasi bangsa yang beradab itu.

Jika demikian, wajar ketika kita harus merindukan apa yang dulu diperjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Seharusnya kita mencoba memfalsafahi kembali sebuah cita yang pernah ada pada pendidikan kita, melahirkan para tokoh dan orang-orang yang hari ini menjadi “orang” bagi bangsa dan Negara Indonesia.*Noval Palandi*

Rabu, 21 April 2010

Berbeda Memberi Warna

Setiap kita adalah berbeda. Kita dilahirkan dalam ketidaksamaan; ketidaksamaan pola pikir, karakter, sikap, warna kulit, bentuk wajah, dan tentu pilihan hidup masing-masing kita pun berbeda.

Berbeda bukanlah sesuatu yang asing untuk didengar, tetapi sesuatu yang hadirnya ketika kita lahir dibumi ini. Sesuatu yang ada sebagai tanda kehebatan dan kekuasaan sang Pencipta kita sekalian.

Berbeda bukan pintu jalan yang pada akhirnya kita menjadikannya sebagai akar dari pertikaian, konflik, atau pun perpecahan yang lebih besar, tetapi berbeda seharunya menjadikan kita lebih dewasa dalam memaknai hidup, dewasa dalam mengatur pola fikir, dan dewasa dalam bersikap, karena dengan perbedaan ini sebenarnya memperkaya kita dalam melihat model manusia yang kita hadapi, dan model manusia yang bisa kita
jadikan sebagai teman dalam bergaul maupun bekerja.

Bisa kita bayangkan ketika ada orang yang terlalu sempit menyikapi berbedaan, maka jika ada satu hal yang sedikit berbeda saja dengan pandangan dan sikap dia, maka akan melahirkan satu konflik dan perpecahan.

Nah, tentu kita tidak ingin seperti itu. Kedewasaan menyikapi setiap realita hidup ini yang bisa membuat kita lebih bertahan dan lebih cepat meraih kesuksesan.
Dalam realita yang sesungguhnya, ada banyak orang yang jelas sangat berbeda dengan pola pikir, pemahaman, nilai yang dijunjung tinggi, prinsip, dan lain-lain. Sehingga selain itu kita harus memiliki sikap menghargai terhadap hal-hal yang menurut orang lain itu penting, jika demikian dalam praktek hubungan bermasyarakat kita tidak perlu membuat diri kita menghabiskan waktu berharga hanya untuk memikirkan sesuatu yang tidak penting yang dilakukan orang lain.

Hargailah setiap apa yang dibentuk orang lain sebagai nilai bagi dirinya. Jangan pernah memaksakan pandangan kita untuk dilakukan dan dijadikan sebagai nilai bagi orang lain.

Berbeda itu indah, dia merupakan sinergi yang bisa memberi warna dalam hidup. Bisa membuat kesombongan luruh, memahami kesejatian hidup, menepis segala bentuk rasa prasangka untuk lebih toleran terhadap sesama. Apalagi dengan aneka bahasa verbal dan non verbal yang mendukung terciptanya kolaborasi warna pelangi. Coba bayangkan jika pelangi itu satu warna, indah tidak?
Semoga kedewasaan kita menyikapi berbedaan hidup akan memberi satu warna indah bagii setiap proses hidup yang kita alami.*Noval Palandi*

Minggu, 18 April 2010

Pencerdasan Politik*

Politik, Berbicara tentang politik, hari ini sudah bukan hanya menjadi konsumsi para elit politik saja, atau para pejabat tinggi yang bersentuhan langsung dengan para lakon politik saja. Tetapi tema-tema politik sudah merakyat dikalangan masyarakat Dompu.

Pembicaraan politik yang dimaksud adalah pembicaraan tentang fenomena politik kekinian. Fenomena politik yang sekarang mendarah daging dengan masyarakat Dompu di segala strata sosial disebabkan karena semakin hari para praktisi politik menjalankan tuntunan skenario yang mereka peroleh untuk memenangkan salah satu calon yang mereka usung dengan terjun langsung dan melakukan pendekataran intensif kepada orang-orang yang menurut mereka berpeluang untuk memilih dan bergabung menjadi tim sukses.

Pesta demokrasi yang mengejar posisi menjadi orang nomor 1 dan nomor 2 di Kabupaten Dompu ini menjadi berita dan bahan obrolan terhangat yang bisa ditemukan dimana-mana disekitar daerah Dompu, dari kantor Pemerintahan Daerah, Dinas-dinas, Lembaga swasta, tempat bertani, sampai pada tempat-tempat nongkrong masyarakat kecil.

Ini fenomena yang menarik untuk diperhatikan dan dikaji. Klo kita ingat dengan masa orde baru, kita akan mengatakan bahwa ini adalah budaya yang sangat berbeda, dimana ketika itu jangankan masyarakat kecil yang mencari penghidupan lewat bertani, Pegawai Negeri Sipil yang notabene berlatar belakang pendidikan tinggi saja seolah dibunuh karakternya, dan diintimidasi hak-hak politiknya. Fenomena yang berbeda dan positif dibandingkan dengan masa Soeharto inilah yang barangkali bisa kita jadikan sebagai momentum untuk melakukan pencerdesan politik.

Berbicara pencerdasan politik ini akan menyentuh wilayah yang lebih luas dari sekedar berbicara dan membahas fenomena lima tahunan ini. Pencerdasan politik lebih pada bagaimana masyarakat bisa terbuka wawasannya, memahami esensi dari pesta demokrasi ini, dan menggunakan hati nurani dan kecerdasan mereka untuk melihat dan menelaah siapa yang pantas untuk menjadi Pemimpin mereka selama lima tahun kedepan.

Apalagi ketika mencoba membuka kembali catatan-catatan pemilu legislatif kemarin yang kemudian diakhir ceritanya meninggalkan stigma buruk bahwa pesta demokrasi seperti itu (Pemilu Legislatif) akan hanya dimenangkan oleh orang-orang yang berduit, orang-orang yang mampu memuaskan kebutuhan sesaat beberapa kelompok masyarakat, dan calon-calon yang mampu membeli suara rakyat dengan jumlah yang lumayan tinggi saja.

Jika direfleksikan, nurani ini akan bertanya “kemanakah orang-orang yang memiliki mentalitas politik yang maju dan mencalonkan diri menjadi wakil rakyat dengan modal kapasitas dan kapabilitas diri yang lebih baik. Mungkin mereka ada tetapi jumlahnya tidak banyak sehingga suara mereka hilang ditelan oleh model system kita yang memaksa setiap orang yang berpartisipasi dalam pesta ini untuk mengerahkan setiap materi yang dimilikinya demi mencapai tujuan ini.
Nah, melalui pengalaman yang dialami masyarakat dan kejadian-kejadian yang pernah dilihat dan dihukumi sebagai salah satu hal yang tidak mencerdaskan masyarakat dalam konteks politik seharusny menjadi hal yang dipegang teguh oleh masyarakat. Dan melalui PEMILUKADA ini masyarakat menjadikannya sebagai momentum untuk melakukan pencerdasan politik.

Pencerdasan politik bisa dilakukan oleh siapapun yang merasa diri peka terhadap kondisi masyarakat saat ini. Bagaimana kemudian momen-momen seperti ini dijadikan sebagai kesempatan mereka untuk bisa cerdas melihat siapa calon pemimpin bagi mereka. Selain itu masyarakat bisa meningkatkan wawasannya dalam berbagai hal terutama wawasan tentang politik, kemudian memahami esensi dari pesta demokrasi ini dengan menghadiri sosialisasi yang biasanya dilakukan oleh pemerintah atau lembaga terkait sehingga pemahaman masyarakat akan terasah dan lambat laun akan memahami esensi PEMILUKADA serta mereka akan mengambil bagian yang bisa diperankan oleh mereka sesuai dengan kemampuannya, dan sehingga partisipasinya akan bisa dirasakan oleh mereka dan sebagai konsekwensi logis adalah keterlibatan hati nurani dan kecerdasan mereka dalam melihat dan menelaah siapa yang pantas menjadi Bupati dan Wakil Bupati selama lima tahun kedepan yang tentunya akan memperjuang dan mengadvokasi hak-hak rakyat serta membawa Kabupaten Dompu menjadi lebih baik.

*Noval Palandi

Minggu, 07 Maret 2010

DBD Mulai Mewabah di Dompu, Dua orang Meninggal Dunia





Kegiatan Foging yang dilakukan di Kelurahan Montabaru Kecamatan Woja minggu (07/03). kegiatan Foging baru dilakukan setelah ada yang positif DBD














Mawarni 6 tahun warga Desa Bara Kecamatan Woja Dompu yang meninggal akibat DBD jumat (05/03)








Ncuhi Riwo Dompu – Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Dompu kini mulai mewabah, dalam beberapa pekan terakhir, puluhan orang yang dinyatakan Positif menderita DBD dirawat di Rumah Sakit Umum Dompu. Sementara itu dalam dua hari terakhir dua orang penderita DBD meninggal dunia.
Kedua korban DBD yang meninggal dunia tersebut yakni Wahyuda 6 tahun warga Kelurahan Montabaru Kecamatan Woja, serta Mawarni 6 tahun warga Desa bara Kecamatan woja Dompu. Wahyuda meninggal pada hari sabtu (06/03) kemarin sekitar pukul 17.00 Wita, sementara Mawarni meninggal pada hari jumat (05/03) lalu sekitar pukul 03.30 Wita, kedua korban penderita DBD tersebut meninggal di Rumah Sakit Umum Dompu setelah mendapat perawatan pihak Rumah sakit.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat Dompu, karena selain puluhan orang yang positif DBD, sudah hampir 50 orang lainnya menderita penyakit yang mengarah ke DBD atau sudah suspek, meskipun sabagian lainya sudah dinyatakan sembuh,“dalam dua hari terakhir ini ada 6 orang yang dinyatakan positif DBD, dua orang diataranya meninggal dunia, sementara 4 orang lainya tengah mendapat perawatan intensif di Rumah sakit Umum, satu diantaranya yakni Dilan 7 tahun sekarng masih kritis, dan masih di ruangan ICU” jelas Anwar sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu.
Anwar mengatakan saat ini pihaknya sedang intens melakukan pencegahan agar nyamuk yang sangat membahayakan tersebut tidak terjangkit pada warga, mulai dari melakukan Foging serta sosialisasi pada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan maupun tempat tinggal, karena nyamuk DBD sangat rawan pada daerah – daerah yang kondisi lingkungan yang tidak sehat, “saat ini kami terus berupaya melakukan foging di daerah – daerah yang sudah terjangkit DBD, karena aturannya kita baru akan melakukan foging setelah dalam suatu daerah sudah ada yang positif DBD” jelas Anwar pada Kampung media saat melakukan Foging di Kelurahan Montabaru.
Dikatakan Anwar Foging bukanlah cara ampuh untuk terhindar dari Demam Berdarah karena memang foging hanya untuk pencegahan agar nyamuk tidak meluas, “cara yang sangat ampuh dalam mengatasi terjangkitnya DBD itu yakni dengan Abate serta 3 M plus, kalau foging ini sifatnya hanya mencegah agar tidak mewabah saja” katanya.
Labih jauh Anwar menuturkan bahwa di Kabupaten Dompu terdapat sepuluh Desa yang dinyatakan terdapat pasien positive DBD.Sejumlah Desa maupun Kelurahan yang dimaksud yakni Desa O’o, Keluarahan Dorotangga, Desa Lepadi, Kelurahan Potu, Kelurahan bada, Kelurahan Karijawa, Kelurahan Simpasai, Kelurahan kandai II, Kelurahan Montabaru serta Desa Bara.
Selain melakukan foging pihak Dikes juga akan segera mengerahkan pegawai Puskesmas di masing – masing Daeran untuk melakukan goto royong dalam hal kebersihan lingkungan, “besok mulai hari senen (08/03) akan mengerahkan pegawai puskesmas yang dibantu oleh pihak kelurahan maupun Desa untuk melakukan gotong royong kebersihan di masing – masing Desa dan Kelurahan” ujar Anwar.
Atas kejadian ini lanjut Anwar sangat diharapkan yakni partisipasi aktif masyarakat sendiri dalam hal menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, serta dihimbau agar tetap rutin melakukan 3 M plus, “jentik nyamuk DBD sangat mudah menempati tempat – tempat yang lembab serta di air yang tidak mengalir, seperti tempayan, bak mandi dan lain sebagainya” harapnya.
Ditambahkan Anwar hingga saat ini pihaknya masih belum bisa semaksimal mungkin untuk melakukan berbagai upaya untuk hal yang dimaksud, karena pihak Dikes sendiri masih terkendala anggaran, hari minggu (07/03) Dinas Kesahatan kabupaten Dompu telah melakukan Foging di Desa bara dan Kelurahan Montabaru. “meskipun saat ini kami masih terkendala masalah dana akan tetapi kami akan terus berupaya dan berusaha semaksimal mungkin agar DBD tidak meluas” katanya. *purnawansyah*

Sabtu, 06 Maret 2010

Dua Bocah Gizi Buruk di Dompu

Nurratun 7 bulan pasien Gizi buruk dalam gendongan sang nenek

Sahrir 3 tahun pasien Gizi Buruk yang dengan berat bada 5 kg dalam gendongan Neneknya














Ncuhi Riwo Dompu - Nasib malang dialami dua bocah di Dusun Serakapi Desa Saneo Kecamatan Woja Dompu, dengan kondisi tubuh yang kurus kerempeng dan perut membucit serta berat badan yang tidak ideal mengharuskan mereka tetap berada pada gendongan sang ibu, bagaimana tidak tubuh kedua anak yang menderita Gizi buruk ini sangatlah tidak bisa untuk duduk sendiri.

Sahrir 3 tahun serta Nuratun 7 bulan, kedua bocah tersebut sudah lama menderita penyakit tersebut, lantara kemiskinan yang dialami sehingga pola makan sehat tak mampu mereka lakukan, orang tua kedua penderita Gizi Buruk (marasmus) tersebut hanyalah buruh tani yang tiap harinya bekerja dari tempat yang satu ke tempat yang lain, tempat dimana mereka bisa mendapatkan upah demi keberlangsungan hidupnya.

Nuratun putri pasangan suami Istri Kibitiah dan Anwar, sudah menderita gizi buruk sejak 5 bulan terakhir, selama ini Kibitiah hanya mampu memberikan makan apa adanya pada si buah hati, karena untuk mendapatkan makanan yang sehat buat sang anak mereka tidak mampu, “selama ini hanya beri asi saja, ya kalau ada uang saya beli bubur untuk anak“ jelas Kibitiah pada kampung media.

Berat badan Nuratun sangat tidak seimbang dengan usia bayi seusianya, bayangkan saja di usianya yang sudah tujuh bulan hanya memiliki berat badan 3,8 ons. Sewaktu dilahirkan Nuratun lahir dalam keadaan normal dengan berat badan 3,5 kg, “waktu lahir berat badan anak saya itu 3,5 kilo, trus anak saya mulai sakit sejak umur dua bulan, batuk – batuk, demam, trus sesak napas, sampai sekarang ini“ ujar Ibu satu anak ini.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kibitiah beserta suaminya namun lagi – lagi karena kendala biaya, usaha mereka untuk menyembuhkan anak pertama hasil pernikahanya satu tahun silam tersebut kandas, selama ini anaknya hanya mapu diobati di puskesmas terdekat, “selama ini hanya memeriksa ke puskesmas saja, dan dipuskesmas menganjurkan untuk di rujuk kerumah sakit, tapi kami tidak punya biaya“ keluhnya seraya menambahkan jika mereka pernah diberikan bantuan oleh pihak puskesmas berupa bubur untuk sang buah hatinya.

Sementara itu yang sangat memprihatinkan lagi yakni kondisi Sahrir, selain mengalami gizi buruk Sahrir (3 tahun) juga menderita kelainan pada tubuhnya dengan kondisi Kepala yang membesar serta tulang dadanya yang membekak, kondisi tersebut telah lama dirasakan oleh Sahrir. Berat badan Sahrir sangat tidak sesuai dengan berat badan anak di usianya, sahrir dengan umurnya seperti itu hanya memiliki berat badan 5 kg saja.

Hal yang membuat hati terenyuuh bagi yang melihatnya saat para rombongan wartawan serta Dinas Kesehatan meninjau sahrir, ternyata Sahrir tengah dibawa oleh neneknya ke ladang. Pihak Dikes yang sudah ingin melihat sang anak berkat informasi dari para kuli tinta itu langsung menyusul ke tempat dimana neneknya berladang, alangkah ironisnya, sang anak tersebut berada di tengah – tengah ladang di dalam sebuah gubuk reot, hal itu terpaksa dilakukan oleh sang nenek karena dirumah tidak ada yang menjaga si anak, karena ibunya pun harus bekerja jadi buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara ayahnya sudah lama meninggalkan Sahrir bersama ibunya, “saya terpaksa membawa cucu saya kesini pak, karena ibunya sudah pergi kerja jadi buruh tani, dirumah tidak ada yang jagain, kalau bapaknya sudah pergi lari sejak anaknya masih bayi“ ungkap Ramlah, sang nenek yang sudah tiga tahun setia menemani cucunya.

Hal yang sama juga dikatakan Ramlah, ketidak mampuan dalam biaya untuk pengobatan menjadi kendala yang cukup parah dalam usaha untuk penyembuhan Sahrir, bahkan sahrir sendiri sangat jarang diperiksakan ke Puskesmas apa lagi rumah sakit Umum itu tidak pernah dilakukan. Sementara kondisi Sahrir hingga saat ini masih mengalami batuk – batuk dan sesak napas yang cukup parah, “bagaimana mau kerumah sakit kita gak punya biaya, untuk makan sehari – hari ini sudah sangat sulit, sampai ibunya saja harus bekerja tiap hari untuk kebutuhan hidup“ ujar Ramlah dengan sedih.

Untuk kesembuhan sang cucu Ramlah sangat berharap bantuan dari pemerintah setempat untuk perawatan Sahrir, karena mengingat kondisi sahrir yang sudah sangat mengkhawatirkan, “kami tidak punya biaya untuk mengobati di rumah sakit, kami orang miskin yang tidak punya biaya, tolong bantu kami“ harap Ramlah.

Terhadap kondisi kedua anak tersebut pihak Dinas Kesehatan yang langsung menjenguk pasien dirumahnya masing - masing pada Jum’at (05/03) lalu, berinisiatif untuk langsung membawa kedua anak itu ke Rumah Sakit Umum Dompu guna mendapat perawatan Intensif, “hari ini juga anak – anak harus kami dibawa ke rumah sakit, mengingat kondisi kedua anak ini sangat memprihatinkan” kata Anwar sekretaris Dikes kabupaten Dompu.

Untuk biaya perawatan kedua bocah tersebut pihak Dikes akan berupaya semaksimal mungkin, meskipun Dikes sendiri dalam hal ini hanya akan membantu dalam hal uang tunggu yakni 15 ribu perhari untuk satu orang saja, mengingat anggaran untuk penanganan pasien Gizi buruk yang belum ada, “untuk perawatan di RSUD semua gratis, kami juga akan memberikan uang tunggu sebesar 15 ribu per hari untuk satu orang, meski saat ini belum ada anggarannya tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin” jelas Anwar. Uang tunggu itu sendiri merupakan anggara Dana Alokasi Umum (DAU).

Anwar mengaku sebelumnya pihak Dikes melalui Puskesmas setempat telah memberikan pelayanan terhadap kedua anak tersebut, namun pihak keluarga yang disarankan untuk berobat kerumah sakit tidak ada yang mau dengan alas an tidak memiliki biaya, “sebelumnya terhadap kedua anak ini, kami sudah memberikan pelayanan sesuai protap yang ada” katanya, sembari mempertegas kembali bahwa pihaknya akan membawa kedua anak itu ke RSUD, ”kedua pasien ini akan kami bawa ke RSUD untuk mendapat perawatan medis, mau ndak mau orang tuanya akan kami berikan pemahaman agar supaya anaknya mau dirawat” tegas Anwar. *Purnawansyah*

 
Free Web Hosting | Top Web Host