Sabtu, 11 Agustus 2012

Kebersamaan Di Bulan Ramadhan


Musholla yang terletak di Dusun Mumbu Desa Mumbu ini setiap sore sampai malam sangat ramai. Karena pada buLan Ramadhan ini Remaja Masjid Desa mengisi dengan berbagai Lomba-lomba, antara lain Lomba adzan, Lomba Ceramah/Kultum, Lomba Baca Ayat-ayat pendek, dll. Adapun pesertanya adalah berasal dari segala tingkat : ada kelas untuk TK dan SD, tingkat SMP dan SMA, bahkan tingkat Dewasa dan orang Tua.
Hampir separuh dari warga Dusun mumbu dan Dusun MEkar sari ini turut berpartisipasi dan terlibat dalam Lomba ini. Lebih kurang 200 pesertanya. Suasana yang tercipta begitu hangat, ramai dan kadang membuat tertawa oleh beberapa kejadian dan peristiwa yang terjadi. Diantaranya ada yang sampai gemetaran serta lari  sembunyi pada saat giliran namanya sudah di panggil. Hal ini juga disebabkan karena ada yang terbiasa adzan sampai pada yang baru belajar sekalipun. Peserta yang terlibat pun selain dari segi umur juga dari beragam profesi yang ada di Desa, mulai dari petani, kepala RT, tukang Ojek, buruh, dll.
Kebersamaan ini sungguh sangat sederhana terasa apalagi di Bulan Ramadhan Ini. Kerukunan dan kebersamaan antar sesama warga dusun begitu terlihat. Bahkan Kepala Desa beserta  sekretaris desa kerap bertandang ke Mushola Dusun Mumbu ini setiap maLamnya.

Kamis, 09 Agustus 2012

Musyawarah Penentuan Lokasi Sholat Idul Fitri


Terlihat suasana akrab mewarnai jajaran Pemerintah Desa Mumbu Kec.Woja pagi ini,,hari ini kebetulan saya berkunjung dalam rangka silaturahmi dengan Pemerintah Desa Mumbu, bertepatan juga dengan Pemerintah Desa sedang melakukan mUsyawarah dengan staf, kepala dusun, BPD, LPM, dan lain-lain. (Foto : Kepala Desa – Tengah, Sekdes-Kiri, dan Ketua BPD-kanan) terkait tempat pelaksanaan Sholat Ied. walaupun Idul Fitri masih 2 Minggu Lagi.

Agenda pertemuannya antara lain membahas beberapa hal antara lain tentang himbauan Bupati Dompu khusus kepada Desa Mumbu agar menempatkan di Satu titik atau local tempat pelaksanaan Idul Fitri untuk tahun ini karena setelah di ketahui bahwa selama ini tempat Sholat iednya banyak di beberapa titik karena mengingat dusunnya yang jauh2. Dan dari hasil rapat dengan masing masing kepala dusun ada yang berpendapat bahwa mereka ingin tetap seperti kebiasaan yang lama tahun – tahun sebelumnnya karena mengingat tempatnya yang jauh dan tidak adanya transportasi umum, karena jarak dusun terutama Dusun Tonda dan Embung sangat jauh dari jalan raya umum serta banyak ke khawatiran lain dari kepala Dusunnya seperti masalah keamanan Dusun yang ditinggalkan pada saat Melaksanakan Sholat ied, dan ada juga yang berpendapat lebih bagus disatukan karena lebih banyak orang lebih bagus dan ramai serta bisa bersilaturahmi dengan warga dusun – dusun yang lain di satu tempat saja. Pendapat yang ingin sengaja. Adanya beda pendapat ini tidak lantas membuat suasana rebut dan panas tetapi malah dijadikan candaan oleh masing-masing kepala dusun untuk saling mengolok “kenapa harus tinggal di tempat yang jauh”, dll.
Dan keputusan untuk satu tempat atau tidak, belum bias disepakati karena kepala dusun Embung meminta waktu dulu untuk mendiskusikan dengan warganya, kalau mereka juga siap maka akan segera di komunikasikan kembali dan sebaliknya kalaupun tidak maka semua warga harus menghargai beberapa dusun yang tidak bisa bergabung pelaksanaan sholat idul fitrinya. EN

Pemetaan OMS di Kabupaten Dompu


Yappika yaitu salah satu LSM Nasional didukung oleh ACCESS Phase II - AusAID rencananya dalam beberapa Bulan kedepan akan melakukan penilaian terhadap situasi masyarakat sipil di 16 kabupaten/kota wilayah kerja ACCESS Phase II melalui kegiatan Lokakarya Indeks Masyarakat Sipil (IMS) salah satunya adalah Kabupaten Dompu. Namun sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, Yappika akan melakukan serangkaian kegiatan penggalian data dan informasi (penelitian), yang hasilnya  untuk memperkuat pemahaman peserta Lokakarya atas situasi dan dinamika masyarakat sipil ditinjau dari berbagai sumber data.
Dan Workshop Pemetaan OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) adalah salah satunya. Kegiatan Workshop pemetaan OMS dikabupaten Dompu dilaksanakan di Aula pertemuan Kantor LPMP Dompu tepatnya di Kelurahan Montabaru selama 2 hari yaitu dari tanggal Selasa-rabu, 7 – 8 Agustus 2012. Kegiatan ini merupakan salah satu dari sumber data yang langsung digali dari lapangan. Hasil workshop pemetaan OMS ini nantinya akan dimanfaatkan dalam Lokakarya IMS  untuk melengkapi gambaran mengenai keberadaan OMS di kabupaten dompu dan sejauh mana pengaruhnya pada perubahan yang terjadi di kabupaten Dompu serta interrelasi di antara OMS. Hasil pemetaan OMS juga tidak dimaksudkan untuk menampilkan prestasi di antara OMS. Perbedaan posisi OMS dalam pemetaan lebih mencerminkan perbedaan dalam hal strategi (pilihan) organisasi yang bersangkutan.
Kegiatan selama 2 hari ini difasilitasi Oleh Bapak Safriatna, yaitu salah satu Aktifis LSM juga tepatnya yaitu dari SOLUD BIMA, Riat nama panggilan akrabnya dari Fasilitator ini mengatakan bahwa beliau sedang membantu Yappika untuk memperlancar proses kegiatan ini khususnya di 2 kabupaten yaitu masing-masing Kab.Bima dan Kab.Dompu. adapun tujuan dari kegiatan ini berdasarkan penjelasan fasilitator adalah untuk Menggali /menyajikan data tentang keberadaan, keberagaman, keterwakilan, interelasi dan kerja-kerja masyarakat sipil dalam mempengaruhi kebijakan untuk mendukung data Lokakarya IMS kabupaten. Sehingga nantinya pada sesi akhir di hari ke 2 akan ada atau menghasilkan Peta relasi OMS yang menggambarkan mengenai keberadaan dan keberagaman OMS kabupaten dompu, keterwakilan warga dalam OMS serta interrelasi di antara OMS di kabupaten Dompu, Peta kekuatan OMS dalam mempengaruhi kebijakan publik yang menggambarkan posisi OMS terkait dengan kerja-kerjanya mempengaruhi kebijakan publik.
Adapun Peserta yang mengikuti kegiatan workshop ini berjumlah 15 orang dan pastinya memahami dinamika masyarakat sipil yang berkembang di kabupaten, Mewakili salah satu spektrum OMS baik itu berasal dari tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten, dan tentunya aktif sebagai pegiat dalam organisasinya. Yang berasal dari Organisasi berbasis keagamaan, Kelompok pedagang, Organisasi perempuan, Organisasi pemuda, LSM yang bekerja pada keaksaraan, pelayanan kesehatan dan pelayanan social, Organisasi advokasi dalam ruang lingkup civic education, social justice, HAM, kelompok pengguna layanan publik, dan lain sebagainya, Asosiasi-asosiasi dari kelompok yang termarjinalkan secara sosial ekonomi seperti orang miskin, gelandangan, imigran dan pengungsi, Asosiasi-asosiasi kesehatan dan pelayanan sosial. (contoh: pengumpulan donasi publik untuk pelayanan/penelitian kesehatan, asosiasi warga yang tidak mampu secara fisik), Organisasi professional dan bisnis. (contoh: kamar-kamar dagang, asosiasi professional), Organisasi komunitas (contoh: asosiasi desa/kampung, komite-komite lingkungan tempat tinggal), Asosiasi/kelompok tingkat komunitas (contoh: perkumpulan kematian, asosiasi orang-orang tua, kelompok swadaya), OMS yang peduli pada isu ekonomi, Organisasi/asosiasi etnis/tradisional, OMS lingkungan, OMS sosial dan kebudayaan, Organisasi pendukung/federasi/jaringan OMS,.
Dan yang hadir antara lain dari LPMP, LESPEL, YBC, LenSA NTB, FP2KK, LP2DPM, organisasi pemuda (KNPI), YSP, Sambirio, Media (RRI), Forpemkas, KPI, DPA Kab, Forum Mahasiswa, dan ada juga dari Kader Posyandu.EN

Senin, 06 Agustus 2012

Mendorong partisipasi Warga


Dalam rangka program pendataan profil potensi social ekonomi Desa/ Kelurahan di kabupaten Dompu, hari ini sabtu tanggal 4 agustus 2012 bertempat di Gedung Serba Guna Kelurahan Montabaru, warga kelurahan Montabaru yang diwakili oleh beberapa orang di masing-masing Lingkungan mulai dari Lingkungan 1-5 bersama Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), Pemdes dan juga Fasdes (Dra.Nurhayati) di damping Oleh Tenaga Ahli dari Bappeda Kab.Dompu (Foto : Kiri).
Adapun tujuan dari klasifikasi tingkat kesejahteraan ini adalah :
  • 1.    Mengklasifikasi jumlah penduduk ke dalam kategori tingkatan tertentu (kaya, sedang, muskin) menurut criteria khusus setempat dan sesuai istilah di Desa/kelurahan masing-masing.
  • 2.    Menghitung tingkat kesejahteraan masing-masing rumah tangga
  • 3.    Hasil klasifikasi kesejahteraan digunakan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok yang akan terlibat dalam diskusi tertentu (FGD)
  • 4.    Pemetaan akses orang miskin terhadap sarana umum dan sumber daya yang ada.

Kegiatan penggalian ini difasilitasi oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM). KPM merupakan kader desa yang akan membantu pemerintah desa untuk memfasilitasi setiap proses bersama warga dan tetap melakukan update data untuk membantu perencanaan di Desa/kelurahan. KPM ini dipilih secara bersama-sama di kantor kelurahan montabaru beberapa bulan yang lalu. Dan mereka juga sudah diberikan kapasitas tentang memfasilitasi, dll. Setelah diskusi dan proses yang lumayan lama, Adapun FAKTOR PEMBEDA yang dihasilkan adalah sejumlah 14 Indikator, antara lain :
  • 1.    Rumah
  • 2.    Pekerjaan
  • 3.    Pendapatan
  • 4.    Kepemillikan lahan
  • 5.    Kepemikikan ternak
  • 6.    Kendaraan
  • 7.    Kemampuan Sekolah
  • 8.    Alat prosuksi
  • 9.    Kemampuan berobat
  • 10. Pendidikan KK
  • 11. Sarana air bersih
  • 12. Penerangan
  • 13. Perabotan rumah tangga
  • 14. Kepemilikan WC


Dari hasil diskusi ini, maka factor pembeda inilah yang akan dijadikan acuan atau standar untuk melakukan sensus penduduk di kelurahan montabaru, kenapa ini digali bersama warga karena tujuan utama dari program ini lebih pada proses pemberdayaannya dan tidak ada satu pun proses yang tidak dilakukan tanpa melibatkan partisipasi warga. 

Jumat, 03 Agustus 2012

Study Penanganan Kesehatan di KAb. Dompu


Melalui Salah Satu LSM yaitu LPMP Dompu yang konsen pada isu pelayanan public khususnya di bidang kesehatan warga di 10 Desa yang tergabung dalam Community Center (CC) yang merupakan Desa dampingan LPMP Dompu, kemarin masing-masing Desa  melakukan FGD dengan warga terkait penanganan kasus yang ada di 10 Desa baik oleh pelayanan dasar  di Desa seperti Bidan Desa di Polindes, Poskesdses, Puskesmas maupun sampai tingkat RSUD Dompu.
Dan dari hasil FGD tersebut dihasilkan beberapa poin bahwa masih banyaknya keluhan terkait pelayanan, prosedur, tingkat kelengkapan sarana dan prasaranan serta ketersediaan obat yang dikeluhkan oleh masing-masing warga di Desa.  Hasil FGD tersebut kemudian di pleno kan di tingkat kabupaten dengan mengundang pihak RSUD Dompu Dikes, perwakilan warga di 10 Desa dan LPMP. Maka dari hasil diskusi tersebut lahirlah Nota kesepahaman yang memuat beberapa poin penting supaya bias lebih meningkatkan lagi pelayanan di masing-masing tingkat tersebut dan tidak ada lagi hal-hal-hal yang dikeluhkan oleh masyarakat sehingga pelayanannya lebih optimal. Adapun beberapa poin yang disepakati antara ketiga pihak yaitu LPMP mewakili warga dan CC di Desa, RSUD, dan Dikes Dompu adalah :
1.    Bahwa, segala informasi terkait pemberian layanan kesehatan di Dompu, adalah hak warga dan merupakan jaminan bagi partisipasi subtantif dan komunikasi kualitatif warga dengan pemberi layanan.
2.    Bahwa, keterlibatan warga dalam perumusan setiap kebijakan terkait pemberian layanan kesehatan di Dompu, adalah jaminan bagi terumuskannya kebijakan yang partisipatif, legitimit, akomodatif dan efektif.
3.    Bahwa, Mekanisme Keluhan yang dijalankan secara konsisten dan efektif, adalah bentuk partisipasi dan komunikasi yang paling kualitatif antara pemberi layanan dengan penerima layanan public.
4.    Bahwa, kesepahaman ini akan disosialisasikan di lingkup tugas dan wewenang masing-masing pihak dan selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pengaturan dan pembentukan kebijakan oleh ketiga pihak. 

 
Free Web Hosting | Top Web Host