Sabtu, 04 Desember 2010

Refleksi Sederhana Ulang Tahun NTB Dalam Berdzikir Untuk Dompu Menuju Dompu Berzikir

Perjalanan Nusa Tenggara Barat dari tahun ke Tahun tentunya tidaklah semulus Sebutan sebagai Bumi Gora atau segudang julukan Mulus yang di tambatkan pada Pundaknya. Dalam dekade pengembaraan NTB menuju daerah yang mandiri dan berdaya saing yang kemudian dicita-citakan menjadi salah satu Provinsi yang besar secara Kualitas di seantero negeri menjadi catatan Penting untuk bisa dicermati secara obyektif. Berdasar pada beberapa catatan bahwa NTB tidak berjalan Mulus dalam proses meraih kesejahteraan rakyat adalah dengan melihat pada catatan kelam tentang Tragedi SARA 171, Fenomena Gizi Buruk, Korupsi Legislatif, dan beberapa skandal lainnya yang semakin menciptakan image negatif bagi Propinsi yang didalamnya terdapat Pulau dengan sebutan seribu masjid. ???
Hari Ulang tahun NTB yang menetapkan kabupaten Dompu sebagai pusat perayaan sebenarnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Dompu yang nota bene sebagai Kabupaten dengan jumlah Penduduk terkecil se-NTB serta sebagai kabupaten yang tidak begitu cemerlang secara IPM dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Beragam kegiatan digelar dalam perayaan kali ini, mulai dari yang memacu adrenalin sampai pada yang menggugah Hobby dan rohani.
Berdzikir atau mengingat Allah selalu dianjurkan bagi kaum muslimin. Berbeda dengan perintah beramal, berdzikir selalu digandengkan dengan kata katsiro atau banyak. Artinya perintah dzikir selalu dikaitkan dengan hitungan, kuantitatif, atau jumlah yang banyak. Sehingga, bisa dimengerti bahwa dzikir hendaknya dilakukan sebanyak-banyaknya. Lain halnya dengan perintah beramal atau bekerja selalu dikaitkan dengan kata sholeh, artinya benar, baik, tepat, lurus atau mungkin mengikuti istilah saat ini, adalah harus dilakukan secara profesional.
Kata yang digunakan untuk berdzikir biasanya adalah kalimat-kalimat indah atau mulia, seperti membaca subhanallah , alhamdulillah, Allahu akbar, la ilaha illallah dan sebagainya. Kalimat-kalimat itu hendaknya selalu diucapkan, diingat, dan masuk dalam kesadaran tanpa henti atau putus. Tatkala kita melihat sesuatu yang mengagumkan maka segera menyebut kata subhanallah, tatkala mendapatkan nikmat maka kemudian segera menyebut alhamdulillah. Demikian pula, tatkala melihat sesuatu yang agung dan mulia maka menyebut kalimat Allahu akbar.
Dari hal tersebut diatas, yang menjadi pertanyaan kritis adalah : Kenapa Dompu terpilih menjadi tempat berdzikir..??
(Berdasar hasil Riset) Jika dilihat dari sisi Pembangunan maka kita akan sedikit terkaget ketika mengetahui bahwa ditemukan signifikansi dimensi Partisipasi, Tranparansi, Akuntabilitas serta kesetaraan dalam proses pengangaran (Perencanaan, Pengesahan, Pelaksanaan dan Pertangung jawaban), Riset ini Memberi scala nilai 100, dengan rincian scor sebagai berikut, partisipasi hanya memperoleh Scor 50, disusul kesetaraan 55, Tranparansi 60 dan akuntabilitas mendapat scor angka 65, dilihat dari scor yang rata rata tidak ada yang mencapai angka 80 sebagai angka baik, sementara dibawah 80 dikategorikan daerah yang tidak baik atau memprihatinkan.
Anggaran yang dituangkan dalam document Perda APBD, adalah instrument strategis bagi sebuah daerah, karena memang secara filosofis anggaran merupakan bersumber dari rakyat dan untuk rakyat, dengan demikian secara filosofis anggaran yang dikelola oleh pemerintah melalui APBD dihajatkan untuk kepentingan rakyat suatu daerah, maka selayaknya rakyat melakukan intervensi dan control terhadap proses penganggaran.
Beberapa regulasipun menjamin tentang partispasi rakyat dalam Proses penganggaran, katakanlah pada aspek perencanaan terdapat UU NO 25 Tahun 2004 tentang SPN, Begitu pula dengan UU No 24 Tahun 2004 tentang pengelolaan keuangan daerah, bahkan permendagri 13 tahun 2006 yang mengatur tentang cara proses penganggaran di daerah, secara jelas menyatakan agar terjadinya proses penganggaran yang partisipatif.
Oleh karena adanya jaminan filosofis dan regulasi yang mendukung tentang keterlibatan rakyat dalam proses penganggaran, maka selayaknya rakyat mengkonsolidasikan diri untuk merespon aspek filosofis dan regulasi yang menjaminnya, disisi lain menumpuknya soal soal penganggaran sebagai pemacu dan mempertegas keterlibatan masyarakat dalam proses penganggaran, lebih lebih bagi masyarakat miskin dikabupaten Dompu.
Disisi lain, Selain pada Proses Perencanaan dan penganggaran, partisipasi aktif masyarakat sipil masih sangat kurang, kejadian serupa juga terlihat pada pembagian peran antar laki-laki dan peremupuan serta kaum muda dalam kehidupan sosial yang berlangsung ditengah masyarakat. Walaupun dalam beberapa keputusan Adat (Mahar Pernikahan) pengambilan keputusannya terlihat laki-laki (Bapak) dan Perempuan (Ibu) memiliki hak yang sama dalam menentukan mahar bagi anak perempuannya, namun disisi lain atau pada pengambilan keputusan lain masih didominasi oleh laki-laki. Seperti halnya banyak daerah di Indonesia yang masih kuat memegang dan menjalankan Budaya Patriarki, demikian juga di Dompu, Perempuan masih selalu ditempatkan pada Posisi Nomor dua pada Kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dari beberapa refleksi diatas, mungkin sudah sedikit terjawab kenapa harus berdzikir untuk Dompu (NTB pada umumnya). Berdzikir, secara normatif memiliki arti adalah mengingat Pencipta dalam upaya memohon agar dikemudian hari dihindarkan dari keburukan dan selalu dilimpahi rahmat. Maka jika kita memaknai terpilihnya Dompu sebagai tempat berdzikir (untuk Dompu) adalah untuk menghindarkan Dompu dari segala keterpurukan yang ada, atau jika menggunakan bahasa Awam adalah agar kesejahteraan menghampiri rakyat Dompu, baik dari segi Alokasi anggaran yang pro rakyat maupun pelayanan publik yang berkeadilan. Jika Berdzikir untuk Dompu hanya diartikan sebagai ratapan atas keadaan, maka tidak akan upaya perbaikan.
Kita akan menemukan makna yang berbeda jika Berdzikir untuk Dompu dimaknai sebagai upaya kebangkitan atas keterpurukan pembangunan yang selama ini berlangsung, kebangkitan ini tidak hanya menjadi kebangkitan bagi pengelola pembangunan semata, akan tetapi menjadi kebangkitan bagi seluruh Dompu dan elemen yang terkandung didalamnya, sehingga dikemudian hari tidak lagi berdzikir untuk dompu dalam rangka memohon petunjuk perbaikan, akan tetapi seperti yang dicita-citakan bersama adalah Dompu Berdzikir dalam rangka mempertahankan kebaikan yang tercipta atas daya dan upaya dari semua (elemen)..

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Web Hosting | Top Web Host