Jumat, 21 Mei 2010

KPU Dompu Gelar Bintek Pemungutan Suara PemiluKada

Ncuhi Riwo –
Komisi pemilihan umum (KPU) Dompu kemarin menggelar bimbingan tehnis pemungutan penghitungan dan rekapitulasi suara bagi PPK dan PPS pemilu Bupati dan Wakil Bupati Dompu tahun 2010 untuk wilayah Kecamatan Kempo dan Kecamatan Pekat di Aula Gedung PKK.
Bintek dihadiri puluhan peserta dari seluruh anggota PPK dan PPS se Kecamatan Kempo dan Kecamatan Pekat. Turut hadir maman SH, divisi hukum KPU dan Sri Rahmawati, SE divisi logistic KPU Dompu.
Acara Bintek dibuka oleh Maman, SH selaku divisi Hukum KPU Kab Dompu.
Dalam sambutannya Maman mengatakan, acara dilakukan dalam rangka penyelenggarakan Pemilu Kada 2010 7 Juni 2010. Untuk menyukseskan Pemilu Kada 2010, dengan harapan pelaksanaan Pemilu kada 2010 dapat berjalan aman, lancar, dan tertib. “Selaku penyelenggara pemilu, kita di harapkan dapat memegang asas-asas hukum, serta kode etik yang ada, karena segala sesuatunya nanti di selesaikan dengan perarturan hukum yang berlaku. ”kata Maman.
Kepada anggota PPK dan PPS, Maman meminta, untuk tetap menjaga netralitas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dapat memahami segala aturan tentang penyelenggaraan Pemilu kada. “Segala peraturan harus di pahami, dan kalau bisa untuk di baca, serta di pelajari, “Ingat Maman.
Selain itu, kata Maman, PPK dan PPS harus bisa menempatkan diri dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan ihklas tanpa paksaan. Oleh karena itu, segala pekerjaan yang akan kita lakukan secara ikhlas maka segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.
Sementara Sri Rahmawati, SE divisi logistic KPU Dompu, dalam pemaparanya, mengatakan, Bintek bertujuan untuk menyamakan presepsi visi dan misi dalam penyelenggaraan Pemilu Kada Bupati dan Wakil Bupati Dompu. “Bila diantara kita belum ada yang memahami dan mengerti, maka kita dapat belajar bersama-sama. “Tandas Rahma.
Bintek yang diselenggarakan KPU ini, tidak hanya berlangsung di gedung PKK tapi juga berlangsung di Gedung Sarana Kegiatan Belajar-SKB Dompu. Bintek tersebut, pesertanya anggota PPK dan PPS untuk Kecamatan Woja dan Kecamatan Kilo. Bintek di buka langsung oleh Ketua KPU Dompu, Erfan Taufan, SE dan Ir. Rusdianto divisi penyelenggara pemilu KPU Kab Dompu. (aip/poer)

DPRD Dompu, Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Visi Misi Calon Bupati/Wakil Bupati Dompu

Ncuhi riwo -
Sidang paripurna Dewan Kabupaten Dompu, dalam penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu tahun 2010-2015, Jum’at (21/5) kemarin digelar di ruang rapat utama gedung DPRD Dompu. Dari ke 7 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan berlaga dalam pemilukada Dompu 7 Juni mendatang, hanya saja dalam penyampaian visi – misi tersebut salah satu calon Bupati nomor urut 2 Edi Hermansyah SH berhalangan hadir karena sakit dan hanya di wakili oleh calon Wakil yakni Bupati Badrun Anggrat.
Rapat paripurna penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu, dihadiri ratusan pendukung masing-masing pasangan calon serta Pimpinan Partai pengusung. Hadir juga, sejumlah muspida, Sekda Dompu, Drs. H. Zainal Arifin Hir, Kepala Kantor, Dinas dan Badan di Lingkup Pemda Dompu serta anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara pemilu dan Ketua Panwas Dompu. Rapat paripurna dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kab. Dompu, Drs H. Hidayat Ali.
Wakil Ketua DPRD Dompu Drs H Hidayat Ali, dalam sambutan singkatnya membacakan tatib agenda rapat paripurna penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu periode 2010-201. Dikatakan, penyampaian Visi dan Misi oleh para pasangan tersebut di batasi, masing-masing calon Bupati dan Wakil Bupati diberi waktu menyampaikan visi dan misinya sekitar 20 menit dan disampaikan secara bergilir sesuai nomor urut yang di tetapkan KPU.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu yang mendapat giliran pertama menyampaikan visi misinya, yakni, H. Syaifurrahman Salman, SE dengan Drs. H. Gaziamansyuri, MAP. Visi pasangan ini, yakni, menginginkan Dompu yang maju melalui peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan agribisnis dalam lingkungan masyarakat yang berbudaya, sejahtera dan religious. Sementara misinya, diantaranya, peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan mutu kehidupan social budaya,peningkatan supremasi hukum dan pengembangan kehidupan politik di daerah, peningkatan kualitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Adapun visi misi pasangan nomor urut 2 Eddy Hermansyah, SH dan Badrun Anggrat, diantaranya, visi dalam rangka pembangunan daerah Dompu adalah menuju Dompu Bahagia, Tujuan tersebut terwujud melalui proses pembelajaran dalam arti las dan berkesinambungan, artinya tidak hanya terwujud pendidikan formal oleh peserta didik dalam usia sekolah, melainkan di laksankan oleh segenap masyarakat agar kehidupan hari ini lebih baik dengan kemarin dan hari esok lebih baik dengan hari ini.
Sementara Misinya, yakni, masyarakat dalam memperoleh informasi yang bermanfaat untuk menumbuhkan kreatifitas dalam menanggapi peluang yang berkaitan dengan peningkatan taraf hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Menyertakan warga masyarakat (membangun partisipasi aktif) dalam mekanisme pengambilan kebijakan dan pelaksanaannya terutama program yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sementara pasangan nomor urut 3 Drs. H. Bambang M. Yasin dan Ir. H. Syamsudin, MM, dalam penyampaian Visinya, terwujudnya masyarakat Dompu yang mandiri dan religious. Misinya Menumbuhkan ekonomi berbasis sumber daya local, dan mengembangkan investasi dengan mengedepankan prinsip pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku usaha. Mengembangkan masyarakat yang religious, berahlak mulia, berbudaya, menghormati sesame Meningkatkan pelayanan pendididkan dan kesehatan gratis yang berkeadilan, terjangkau, dan berkualitas Melakukan percepatan pembangunan infrastruktur daerah dan strategis.
Pasangan nomor urut 4 Ir. H. Eddy Wahyudin, MBA, dengan Drs. Diaul Anhar H. Anas Visinya, Terwujudnya kehidupan masyarakat Dompu yang tinggi derajatnya, makmur, dan berakhlakul karimah. misinya Membangun bersama organisasi social, politik, dan birokrasi yang kuat menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa Membangun bersama maasyarakat Dompu yang mandiri membangun bersama prestasi masyarakat Dompu. Membangun bersama semangat ukhuwah / persaudaraan dalam masyarakat, sebagai modal dasar terciptanya suasana kehidupan yang nyaman, tertib, indah, kompak, dan aman.
Sementara pasangan nomor 5 Drs. H. M. Amin, MM dengan H. Didi Wahyudi, SE, visinya. Terwujudnya masyarakat Dompu yang maju, mandiri, dan religious dengan di nafasi semangat “Mbolo Weki”. Rumusan tersebut mengandung makna Maju, Mandiri, dan Religius. Misinya Meningkatkan kemampuan dan keadilan ekonomi Mengembangkan pendididkan dan tehnologi yang bermutu dan berorientasi pasar Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan public. Meningkatkan upaya penegakkan hukum dan Kamtibnas. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian SDA dan lingkungan.
Pasangan nomor urut 6 H. Syamsuddin MK dengan H. Sanusi H. Hamzah, S.Sos, Visinya, Terwujudnya pemerintahan yang bersih, adil, dan bertanggungjawab dalam mengemban dan mengelola sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan sumber daya alam yang dilandasi semangat Nggahi Rawi Pahu menuju terciptanya masyarakat Dompu yang mandiri, sejahtera dan religious.Misinya, Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin, mandiri, dalam suasana aman dan damai. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, berdaya saing, inovatif berdasarkan iman dan taqwa Mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan Meningkatkan pelayanan public dan aparatur yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Menegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.Meningkatkan pertumbuhan wilayah dan pemerataan pembangunan Kota dan Desa.
Sementara pasangan terakhir yang menyampaikan visi misnya, yakni nomor 7 Pasangan Arifin Ibrahim, SE dengan Drs. M. Nurdin AR, Visinya, membangun masyarakat Dompu yang jujur, cerdas, maju, mandiri, berkepribadian, sejahtera, cinta tanah air, bernuasa religious, dinafasi semangat Nggahi Rawi Pahu.Misinya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing dalam kompetisi dengan membangun lembaga pendidikan yang bermutu, terjangkau, dan berkepribadian. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan pelestarian lingkungan hidup, membangun ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan membuka peluang investasi,Memperluas kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja.Penegakan hukum dan HAM, memantapkan system politk yang demokratis menciptakan keamanan yang kondusif, mempercepat reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi.
Paripurna dengan agenda penyampaian visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu berakhir pukul 12.00 Wita, sempat terjadi interupsi yang dilakukan anggota Dewan Kurnia Ramadhan SE, terkait Tanya jawab dan dialog dalam agenda penyampaian visi misi tersebut. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh pimpinan sidang. (pur/rif)

Senin, 03 Mei 2010

MERINDUKAN SEMANGAT KI HADJAR DEWANTARA

Siapa yang tidak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Diakhir-akhir bulan april dan menyambut Mei, namanya sering disebut, karena tanggal kelahirannya yaitu 2 Mei oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional, tidak hanya itu pada 28 November 1959 melalui surat keputusan Presiden RI no. 305 Tahun 1959, Ki Hadjar ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Tokoh yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat merupakan peletak dasar pendidikan nasional. Sekilas melihat latar belakangnya, Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Pendidikan dasarnya diperoleh di Sekolah Dasar dan setelah lulus ia meneruskan ke Stovia di Jakarta, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar antara lain Sedya Tama, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Ia tergolong penulis tangguh pada masanya; tulisan-tulisannya sangat tegar dan patriotik serta mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.

Selain menjadi seorang wartawan muda RM Soewardi juga aktif dalam organisasi sosial dan politik, ini terbukti di tahun 1908 dia aktif di Boedi Oetama dan mendapat tugas yang cukup menantang baginya yaitu di seksi propaganda.

Dalam seksi propaganda ini dia aktif untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara Setelah itu pada tanggal 25 Desember 1912 dia mendirikan Indische Partij yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka, organisasi ini didirikan bersama dengan dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, , dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh penjajah saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda!.

Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi bawahan atau anak buahnya.

Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Banyak pimpinan saat ini yang sikap dan perilakunya kurang mencerminkan sebagai figur seorang pemimpin, sehingga tidak dapat digunakan sebagai panutan bagi anak buahnya.

Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang pemimpin ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota bawahannya. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja.

Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.

Beliau meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Sebagai wujud melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara oleh pihak penerus perguruan Tamansiswa didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. Dalam museum terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional. Uraian diatas adalah sekilas potongan sejarah perjuangan Ki Hadjar dan terlihat jelas jiwa kebangsaannya telah tertanam sejak muda. Dan jiwa kebangsaannya itu memberikan kontribusi dan dorongan kuat pada dirinya untuk melahirkan konsep-konsep pendidikan yang berwawasan kebangsaan.

Ketika Masa orde lama beliau menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Melihat jejak sejarah KI Hadjar Dewantara, beliau sangat berjasa memikirkan tentang pendidikan Indonesia. Banyak kalangan sering menyejajarkan Ki Hadjar dengan Rabindranath Tagore, seorang pemikir, pendidik, dan pujangga besar kelas dunia yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional India, karena mereka bersahabat dan memang memiliki kesamaan visi dan misi dalam perjuangannya memerdekakan bangsanya dari keterbelakangan. Tagore dan Ki Hadjar sama-sama dekat dengan rakyat, cinta kemerdekaan dan bangga atas budaya bangsanya sendiri. Tindakan Ki Hadjar itu dilatarbelakangi kecintaannya kepada rakyat.

Dipilihnya bidang pendidikan dan kebudayaan sebagai medan perjuangan tidak terlepas dari "strategi" untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah. Adapun logika berpikirnya relatif sederhana; apabila rakyat diberi pendidikan yang memadai maka wawasannya semakin luas, dengan demikian keinginan untuk merdeka jiwa dan raganya tentu akan semakin tinggi.

Kita sebagai generasi muda, selayaknya menyambut perjuangan beliau dan melanjutkan cita-citanya untuk memajukan pendidikan diIndonesia. Kalau saja KI Hadjar Dewantara mampu berfikir dan mengonsep beberapa ajaran yang akhirnya sangat dikenal oleh masyarakat yang seiring dengan itu masalah sosial-politik negara sedang belum stabil, kenapa tidak menjadi satu semangat kita untuk menatap masa depan cemerlang bagi pendidikan kita.

Melihat semakin hari realitas pendidikan kita semakin tidak “merakyat” menurut KI Hadjar Dewantara, tak selayaknya kita berdiam diri, apalagi dizaman yang “serba ada” ini, mestinya generasi muda mampu selangkah lebih maju dari tokoh-tokoh yang telah mendahuluinya seperti KI Hadjar sehingga dimasa yang akan datangpun akan mampu memperbaiki dan menyempurnakan wajah pendidikan bangsa Indonesia.
Realitas pendidikan masa kini semakin tak tentu arah, proses ikhtiar yang panjang dilakukan oleh para siswa maupun guru hanya ditentukan oleh tiga hari ujian. Ini mengundang usaha-usaha yang tidak jujur dari beberapa oknum yang ingin mengejar nama sekolah menjadi baik, terkenal pintar hanya karena jumlah siswanya yang lulus lebih sedikit dari sekolah lain, selain itu oknum yang merasa system ini tidak adil akan membuat trik khusus untuk membocorkan soal, memberi tahu jawaban, dan lainnya untuk membantu siswanya.

Dan mungkin banyak kasus lain yang jika diurai satu persatu akan menjadi satu paket system pendidikan yang hari ini sedang carut marut. Implikasi yang bisa dirasakan oleh seluruh komponen pendidikan hari ini adalah ekspresi siswa terhadap keputusan lulus ataupun tidak. Siswa-siswa yang merasa diri telah mendapatkan predikat kelulusan akan mengekspresikan kebahagiaannya sampai pada titik ekstrim kebahagiaan; konvoi motor, balapan sepeda motor, coret-coretan baju, dan lainnya. Coba kita obyektif melihat ini, tidak adakah satu ekspresi kebahagiaan yang lain yang lebih berbau pendidikan?atau symbol-simbol lain sebagai indikator keberhasilan proses pendidikan selama ini?

Dan jika mereka adalah siswa yang belum beruntung karena tidak lulus ujian, bukan proses introspeksi dari usaha yang mereka lakukan selama ini tetapi mengkambing hitam; teman benci, guru jadi sasaran, gedung sekolah dihancurkan untuk menunjukkan kekecewaan mereka. Inikah hasil dari pendidikan yang menciptakan generasi bangsa yang beradab itu.

Jika demikian, wajar ketika kita harus merindukan apa yang dulu diperjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Seharusnya kita mencoba memfalsafahi kembali sebuah cita yang pernah ada pada pendidikan kita, melahirkan para tokoh dan orang-orang yang hari ini menjadi “orang” bagi bangsa dan Negara Indonesia.*Noval Palandi*

 
Free Web Hosting | Top Web Host