Yappika yaitu salah satu LSM
Nasional didukung oleh ACCESS Phase II - AusAID rencananya dalam beberapa Bulan
kedepan akan melakukan penilaian terhadap situasi masyarakat sipil di 16
kabupaten/kota wilayah kerja ACCESS Phase II melalui kegiatan Lokakarya Indeks
Masyarakat Sipil (IMS) salah satunya adalah Kabupaten Dompu. Namun sebelum
kegiatan tersebut dilaksanakan, Yappika akan melakukan serangkaian kegiatan penggalian
data dan informasi (penelitian), yang hasilnya untuk memperkuat pemahaman peserta Lokakarya
atas situasi dan dinamika masyarakat sipil ditinjau dari berbagai sumber data.
Dan Workshop Pemetaan OMS (Organisasi
Masyarakat Sipil) adalah salah satunya. Kegiatan Workshop pemetaan OMS
dikabupaten Dompu dilaksanakan di Aula pertemuan Kantor LPMP Dompu tepatnya di Kelurahan Montabaru selama 2 hari yaitu
dari tanggal Selasa-rabu, 7 – 8 Agustus 2012. Kegiatan ini merupakan salah
satu dari sumber data yang langsung digali dari lapangan. Hasil workshop
pemetaan OMS ini nantinya akan dimanfaatkan dalam Lokakarya IMS untuk melengkapi gambaran mengenai keberadaan
OMS di kabupaten dompu dan sejauh mana pengaruhnya pada perubahan yang terjadi
di kabupaten Dompu serta interrelasi di antara OMS. Hasil pemetaan OMS juga
tidak dimaksudkan untuk menampilkan prestasi di antara OMS. Perbedaan posisi
OMS dalam pemetaan lebih mencerminkan perbedaan dalam hal strategi (pilihan)
organisasi yang bersangkutan.
Kegiatan
selama 2 hari ini difasilitasi Oleh Bapak Safriatna, yaitu salah satu Aktifis
LSM juga tepatnya yaitu dari SOLUD BIMA, Riat nama panggilan akrabnya dari
Fasilitator ini mengatakan bahwa beliau sedang membantu Yappika untuk
memperlancar proses kegiatan ini khususnya di 2 kabupaten yaitu masing-masing
Kab.Bima dan Kab.Dompu. adapun tujuan dari kegiatan ini berdasarkan penjelasan
fasilitator adalah untuk Menggali /menyajikan data tentang keberadaan,
keberagaman, keterwakilan, interelasi dan kerja-kerja masyarakat sipil dalam
mempengaruhi kebijakan untuk mendukung data Lokakarya IMS kabupaten. Sehingga nantinya
pada sesi akhir di hari ke 2 akan ada atau menghasilkan Peta
relasi OMS yang menggambarkan mengenai keberadaan dan keberagaman OMS kabupaten
dompu, keterwakilan warga dalam OMS serta interrelasi di antara OMS di
kabupaten Dompu, Peta kekuatan OMS dalam mempengaruhi kebijakan publik yang
menggambarkan posisi OMS terkait dengan kerja-kerjanya mempengaruhi kebijakan
publik.
Adapun Peserta yang
mengikuti kegiatan workshop ini berjumlah 15 orang dan pastinya memahami
dinamika masyarakat sipil yang berkembang di kabupaten, Mewakili salah satu spektrum
OMS baik itu berasal dari tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten, dan tentunya aktif
sebagai pegiat dalam organisasinya. Yang berasal dari Organisasi berbasis
keagamaan, Kelompok pedagang, Organisasi perempuan, Organisasi pemuda, LSM yang
bekerja pada keaksaraan, pelayanan kesehatan dan pelayanan social, Organisasi
advokasi dalam ruang lingkup civic
education, social justice, HAM, kelompok pengguna layanan publik, dan lain
sebagainya, Asosiasi-asosiasi dari kelompok yang termarjinalkan secara sosial
ekonomi seperti orang miskin, gelandangan, imigran dan pengungsi, Asosiasi-asosiasi
kesehatan dan pelayanan sosial. (contoh: pengumpulan donasi publik untuk
pelayanan/penelitian kesehatan, asosiasi warga yang tidak mampu secara fisik), Organisasi
professional dan bisnis. (contoh: kamar-kamar dagang, asosiasi professional), Organisasi
komunitas (contoh: asosiasi desa/kampung, komite-komite lingkungan tempat
tinggal), Asosiasi/kelompok tingkat komunitas (contoh: perkumpulan kematian,
asosiasi orang-orang tua, kelompok swadaya), OMS yang peduli pada isu ekonomi, Organisasi/asosiasi
etnis/tradisional, OMS lingkungan, OMS sosial dan kebudayaan, Organisasi
pendukung/federasi/jaringan OMS,.
Dan yang hadir antara lain
dari LPMP, LESPEL, YBC, LenSA NTB, FP2KK, LP2DPM, organisasi pemuda (KNPI),
YSP, Sambirio, Media (RRI), Forpemkas, KPI, DPA Kab, Forum Mahasiswa, dan ada
juga dari Kader Posyandu.EN